- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Bisnis Tekor hingga Tak Mampu Bagi Dividen, Perusahaan Ini Putuskan Angkat Koper dari Bursa!
PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) memutuskan untuk angkat koper dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Menempuh mekanisme delisting, emiten rokok ini nantinya akan beralih status menjadi perusahaan go private.
Merujuk ke keterbukaan informasi, saat ini saham RMBA tengah dalam masa penghentian sementara (delisting) sejak Jumat, 6 Agustus 2021. Jika rencana go private mendapat persetujuan RUPSLB, penawaran untuk membeli saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik akan dilakukan melalui penawaran tender oleh British American Tobacco Limited yang merupakan pemegang saham pengendali RMBA. Baca Juga: Masih Tekor! Genjot Pendapatan, Smartfren Pangkas Rugi Besar-Besaran!
"Pemegang saham publik yang yang tidak bersedia menjual sahamnya dalam penawaran tender akan tetap menjadi pemegang saham perusahaan tertutup," tegas manajemen RMBA, Jumat, 20 Agustus 2021. Baca Juga: Pasar Modal Babak Belur Seharian, Intip 5 Saham Paling Boncos Hari Ini
Sejumlah faktor menjadi pertimbangan bagi RMBA untuk melakukan delisting dari BEI. Diketahui, jumlah saham RMBA yang dimiliki pemegang saham publik relatif kecil, yakni berkisar 7,52% dari modal ditempatkan dalam perusahaan. Sejumlah 7,29% dari porsi tersebut dimiliki oleh satu pihak dan 0,23% sisanya dimiliki oleh pihak lain. Jika dihitung, jumlah pemegang saham publik dalam RMBA kini tidak lebih dari 2.385 pemegang saham.
"Saham tersebut tidak secara aktif diperdagangkan dan relatif tidak likuid. Oleh karena itu, RMBA mengajukan rencana go private dengan alasan setelah rights issue di tahun 2016, RMBA tidak melakukan penggalangan dana dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan," sambungnya.
Selain itu, kinerja RMBA yang merugi juga turut menjadi pertimbangan perusahaan untuk hengkang dari BEI. Sebab, kinerja keuangan yang merugi berpengaruh kepada kinerja harga saham perusahaan. Sebagai catatan, per Maret 2021, RMBA membukukan kerugian senilai Rp20,28 miliar.
"Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2010 dikarenakan posisi saldo laba yang negatif," sambungnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih