Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Vietnam Dirongrong Amerika, Wakilnya Biden Terang-terangan Gelorakan Benci China

        Vietnam Dirongrong Amerika, Wakilnya Biden Terang-terangan Gelorakan Benci China Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
        Warta Ekonomi, Washington -

        Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mendesak Vietnam untuk meningkatkan tekanan ke China. Menurutnya, salah satu alasan mengapa Hanoi perlu melakukan hal itu adalah karena adanya sengketa maritim Laut China Selatan (LCS).

        “Kita perlu menemukan cara untuk menekan dan meningkatkan tekanan pada Beijing agar mematuhi Konvensi PBB untuk Hukum Laut (UNCLOS), serta menentang intimidasi dan klaim maritim yang berlebihan,” kata Harris saat bertemu Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Hanoi pada Rabu (25/8/2021), dikutip laman RT.

        Baca Juga: Omongan Pedas China soal Afghanistan Bungkam Pidato Keras Kamala Harris

        Pada kesempatan itu, Harris mengatakan negaranya siap memberikan mantan kapal US Coast Guard ketiga untuk Vietnam. Hal itu agar mereka dapat mempertahankan kepentingannya di LCS. Sebelum menyambangi Vietnam, Harris terlebih dulu berkunjung ke Singapura.

        Saat berada di Singapura, Harris secara gamblang menuding China melakukan intimidasi untuk melanggengkan klaimnya atas LCS.

        “Kami tahu bahwa Beijing terus memaksa, mengintimidasi, dan mengklaim sebagian besar LCS,” kata Harris dalam pidatonya pada Selasa (24/8/2021).

        Dia menegaskan klaim Cina atas LCS telah ditolak pengadilan arbitrase pada 2016. “Tindakan Beijing terus merusak tatanan berbasis aturan serta mengancam kedaulatan negara-negara,” ujar Harris.

        Harris mengungkapkan, kemitraan AS dengan Singapura dan negara lain di Asia Tenggara serta Indo-Pasifik sangat penting. Menurutnya kawasan itu sangat vital bagi keamanan dan kemakmuran para pihak.

        Sementara itu, pemerintah Vietnam mengaku bersikap netral dan tidak memihak antara AS dan China.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: