China Berulah, Taiwan Berencana Boyong Jet Tempur Baru Senilai US$1,4 Miliar
Taiwan mengumumkan langkah sederhana dalam pengeluaran pertahanan untuk tahun depan pada Kamis (26/8/2021), tetapi akan menghabiskan US$1,4 miliar untuk jet tempur baru. Alasannya, negara pulau itu memperkuat pasukannya dalam menghadapi tekanan yang meningkat dari Beijing.
China telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan, termasuk mengadakan latihan penyerangan pekan lalu di dekat pulau itu. Atas hal tersebut, Taiwan menganggapnya sebagai wilayah China yang akan dibawa ke bawah kendali Beijing, dengan paksa jika perlu.
Baca Juga: Di Laut China Selatan yang bergejolak, AL Amerika Sedang Bertaruh pada Kapal Perang Bermasalah
Dilansir CNN, Jumat (27/8/2021), kabinet Presiden Tsai Ing-wen mengusulkan pengeluaran militer sekitar $16,9 miliar untuk tahun ini mulai Januari. Angkanya ini naik dari anggaran tahun ini sebesar 16,2 miliar, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Jumlah itu termasuk $1,4 miliar untuk jet tempur baru. Pemerintah tidak memberikan perincian tetapi kemungkinan merujuk pada F-16.
Amerika Serikat pada tahun 2019 menyetujui penjualan jet tempur F-16 senilai $8 miliar ke Taiwan, sebuah kesepakatan yang akan menjadikan total pulau itu menjadi lebih dari 200, armada F-16 terbesar di Asia.
Tingkat kenaikan akan lebih kecil dari kenaikan 10% yang dianggarkan untuk tahun ini, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data pemerintah.
China pada Maret mengatakan pengeluaran pertahanan 2021 akan naik 6,8% dari 2020, karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu muncul dari dampak pandemi virus corona.
Anggaran pertahanan yang diusulkan Taiwan adalah pengeluaran pemerintah terbesar ketiga untuk tahun depan, setelah kesejahteraan sosial dan pengeluaran gabungan untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya.
Anggaran harus disetujui oleh Parlemen, di mana Partai Progresif Demokratik Tsai memiliki mayoritas besar, membuat persetujuannya lebih mudah.
Tsai telah menjadikan modernisasi angkatan bersenjata Taiwan - dipersenjatai dengan baik, tetapi dikerdilkan oleh China - dan meningkatkan pengeluaran pertahanan sebagai prioritas.
Bagian dari itu adalah menjadikan Taiwan "landak" yang dilengkapi dengan senjata canggih dan sangat mobile untuk membuat invasi China sesulit mungkin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: