Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Laut China Selatan yang bergejolak, AL Amerika Sedang Bertaruh pada Kapal Perang Bermasalah

Di Laut China Selatan yang bergejolak, AL Amerika Sedang Bertaruh pada Kapal Perang Bermasalah Kredit Foto: USS Tulsa
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Ketika Wakil Presiden AS Kamala Harris naik ke kapal tempur pesisir USS Tulsa di Singapura pada Senin (23/8/2021), hal itu menempatkan sorotan baru pada salah satu kapal yang paling memecah belah dalam armada Angkatan Laut AS.

Tergantung pada siapa Anda berbicara, kapal tempur litoral (LCS) adalah ancaman angkatan laut yang mampu "meledakkan setiap operasi China di Laut China Selatan," atau simbol mengambang dari semua masalah Angkatan Laut AS yang paling merusak.

Baca Juga: Ogah Buka Konflik, Kamala Harris: Amerika Harus 'Bicara' di Laut China Selatan

Dan sementara para pemimpin angkatan laut AS memuji kecepatan dan kelincahan LCS di daerah pantai yang lebih dangkal, para kritikus menunjuk pada persenjataannya yang terbatas dan sejarah kerusakan mekanisnya.

"Alasan kami di sini penting," kata Harris kepada kru Tulsa pada Senin (23/8/2021) malam.

"Kehadiran kami di Indo-Pasifik memiliki sejarah yang sangat panjang, termasuk sekarang, membantu menjamin perdamaian dan keamanan, kebebasan perdagangan dan perdagangan, kebebasan navigasi ... dan perairan terbuka, dan tatanan internasional berbasis aturan yang telah membawa begitu banyak keselamatan dan kemakmuran bagi banyak orang," sebagaimana dilansir CNN, Jumat (27/8/2021).

Para pemimpin Angkatan Laut AS mengatakan LCS, yang ukurannya sebanding dengan kelas kapal korvet yang lebih standar, memiliki peran integral dalam mewujudkannya.

Kapal tempur pesisir USS Gabrielle Giffords, depan, berlatih dengan fregat siluman multi-peran Angkatan Laut Republik Singapura RSS Steadfast di Laut China Selatan, pada 25 Mei 2020.

Dan mereka mengharapkan LCS untuk memainkan peran yang lebih besar karena AS menghadapi kehadiran China yang lebih kuat di Laut China Selatan, ditekankan oleh armadanya yang berkembang dan instalasi militer yang dibangun oleh Beijing di pulau-pulau buatan.

"Beijing terus memaksa, mengintimidasi, dan mengklaim sebagian besar Laut China Selatan," kata Harris di Singapura, Selasa. Dia menyebut tindakan China itu "melanggar hukum."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: