Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Daya Beli Menurun, Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu

        Daya Beli Menurun, Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu Kredit Foto: BNI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Corporate Banking BNI, Silvano Winston Rumantir mengungkapkan dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 menyebabkan semakin banyaknya permintaan restrukturisasi dan relaksasi kredit.

        Karena krisis ini mempengeruhi segala sektor,” ujarnya dalam Seminar Virtual Penyertaan Modal Negara Antara Kepentingan Sosial dan Finansial yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Kamis (2/9/2021).

        Baca Juga: Dihantam Badai Pandemi, Kementerian BUMN Beberkan 3 Tahap Roadmap 2020-2024

        Silvano mengatakan hingga per Juli 2021, perbankan telah melakukan restrukturisasi ke sebanyak 5 juta nasabah dengan total anggaran sebesar Rp778 triliun.  Secara rinci, restrukturisasi UMKM sebanyak Rp285 triliun dan restrukturisasi non UMKM sebanyak Rp493 triliun.

        Hal tersebut juga berdampak pada lesunya pertumbuhan kredit perbankan. Misalkan pada tahun 2020 lalu mengalami penurunan sebesar -1,5 persen secara yoy. Sedangkan hingga Juni 2021, pertumbuhan kredit perbankan hanya mengalalami kenaikan sebesar 1,7 persen secara yoy. Hal ini disebabkan turunnya daya beli masyarakat sehingga melakukan saving keuangan di perbangkan.

        Di sisi lain dana pihak ketiga bertumbuh karena biasaya deposan atau pemilik dana menjadi lebih konservatif dan perusahaan-perusahaan besar dan kecil menahan ekspansinya dengan menahan dana di bank,” terangnya.

        Karena itu, perbankan saat ini membutuhkan penguatan permodalan yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) maupun dari sumber mana pun. Dengan begitu perbankan dapat menggunakan permodalan tersebut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah masa pemulihan ekonomi dengan memberikan pinjaman perbankan sesuai Batasan Minimum Permberian Kredit (BMPK).

        Lebih lanjut, kata Silvano, secara sosial perbankan yang sehat akan dapat memberikan kredit ke korporasi dan UMKM yang dapat membuka peluang meningkatkan ketersediaan lapangan kerja. Selain itu juga memberikan dampak lanjutan atas peningkatan kesejahteraan.

        Kalau dilihat aspek finansial nya tentunya perbankan yang sehat dengan modal yang cukup bisa menjalankan fungsinya selain sebagai bank komersial juga dapat melakukan agent of developmet,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: