Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PAN Masuk Gerbong Pemerintah, Isu Reshuffle Berhembus Kencang, Istana Bilang...

        PAN Masuk Gerbong Pemerintah, Isu Reshuffle Berhembus Kencang, Istana Bilang... Kredit Foto: Instagram/Jokowi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Isu reshuffle kabinet makin berhembus kencang pasca masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam gerbong pemerintah. Melihat ramainya isu reshuffle, Istana pun mencoba meredamnya.

        Sejumlah pihak memprediksi Jokowi akan kembali menggelar reshuffle di akhir September untuk mengakomodir PAN. Tepatnya pada Rabu Pon sesuai kebiasaannya Jokowi selama ini. Apabila melihat penanggalan Jawa, Rabu Pon di September jatuh pada 29 September 2021.

        Baca Juga: Elektabilitas Prabowo Kinclong, Publik Beri Kesempatan untuk Maju di Pilpres Lagi

        Kabar reshuffle diperkuat oleh pernyataan Ketua Jokowi Mania atau JoMan, Immanuel Ebenezer. Menurut bocoran info A1 yang diterima Immanuel, reshuffle bakal digelar akhir bulan ini.

        “Paling lambat awal Oktober,” kata Immanuel yang selama ini bocorannya tidak meleset kepada wartawan, kemarin.

        Untuk menteri yang akan di-reshuffle, hanya Presiden Jokowi yang tahu. Menurut dia, ada beberapa menteri yang disorot Jokowi. Bahkan Jokowi mulai menjauh. Misalnya berkomunikasi melalui ajudan, tidak berbicara secara langsung.

        Meskipun bocoran reshuffle-nya itu A1, keputusan perombakan kabinet, jelasnya, tetap merupakan hak prerogatif presiden. “Kita minta menteri yang dicopot legawa dan ikhlas,” sambungnya.

        Hal senada dikatakan Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi. Menurut dia, tak menutup kemungkinan reshuffle dilakukan pada Rabu Pon, seperti kebiasaan Jokowi.

        “Reshuffle hal biasa saja dan itu menjadi hak prerogatif Presiden,” kata pria yang disapa Awiek itu.

        Awiek menuturkan, Jokowi memiliki hak untuk mengevaluasi seluruh kementerian. Dia yakin Jokowi juga sudah memiliki rapor setiap kementerian.

        Istana pun berusaha meredam isu reshuffle. Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman enggan menanggapi spekulasi soal reshuffle yang semakin liar belakangan ini. “Karena reshuffle itu sepenuhnya hak prerogatif presiden,” kata Fadjroel kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Kedua, kata dia, Jokowi dan semua menteri sekarang lagi fokus menangani pandemi Covid-19. Soal penanganan Covid-19, ada dua sisi yang jadi prioritas saat ini.

        Pertama, kesehatan. Yakni bagaimana mengejar target vaksinasi. Kedua, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi. Ia juga mengaku ikut dilibatkan secara aktif dalam sejumlah progam tersebut.

        Soal reshuffle, Fadjroel mengaku tidak bisa mendahului presiden. “Mengenai reshuffle kita tunggulah keputusan presiden. Kalau presiden sudah menyampaikan, melantik, nah baru aku menyampaikan nanti,” terang dia.

        Fadjroel juga enggan berspekulasi soal maksud di balik keputusan presiden mengajak PAN masuk sebagai partai pendukung pemerintah. “Saya nggak bisa berspekulasi, kalau masih jadi pengamat seperti dulu bisalah... he-he-he,” kelakarnya.

        Bagaimana tanggapan pengamat? Pengamat politik Universitas Pramadina, Hendri Satrio menilai, reshuffle adalah sebuah keniscayaan, setelah PAN resmi bergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintah. Tinggal menunggu waktu saja.

        Sehingga mau tidak mau, menteri dari kalangan profesional harus menanggung konsekuensi dari keputusan politik Jokowi itu. Porsi menteri dari kalangan non partai otomatis akan dikurangi.

        “Menteri dari parpol kelihatannya nggak akan diganti,” kata Hensat, singkat tadi malam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: