Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bikin Ngeri! Pendiri Telegram Sebut Video TikTok dan Netflix Bisa Merusak Otak

        Bikin Ngeri! Pendiri Telegram Sebut Video TikTok dan Netflix Bisa Merusak Otak Kredit Foto: Instagram/durov
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri Telegram Pavel Durov secara blak-blakan meminta orang-orang jangan terlena akan layanan TikTok atau Netflix. Dalam postingan terbaru di channel Telegram resminya, Durov menyinggung kinerja otak manusia adalah yang paling kuat.

        "Pikiran adalah alat kita yang paling kuat. Tak ada yang tidak bisa dilakukannya. Berdasarkan banyak studi, pikiran secara aktif menghasilkan ide baru bahkan saat kita beristirahat atau tak melakukan apapun. Sering kita punya solusi masalah sulit setelah tidur panjang di malam hari," tulis Durov.

        Pria kelahiran Rusia ini menambahkan, kondisi mental manusia bergantung pada kualitas informasi yang dimasukkan ke otak. Ini seperti bagaimana tubuh kita bergantung pada apa yang kita makan.

        Baca Juga: Ngeri Abis! Pendiri Telegram Pavel Durov Diincar Spyware Ganas, Bisa Curi Seluruh Data di Ponsel!

        "Jika kita memupuk otak dengan data real life yang memungkinkannya menyelesaikan masalah-masalah fundamental, ia akan memproses data ini di latar belakang dan datang dengan solusi tidak terduga," lanjut Durov.

        Namun, pria 36 tahun ini menyayangkan bagaimana orang-orang terlena dengan tayangan video TikTok atau Netflix. Menurutnya, kedua platform tersebut justru membuat orang-orang tidak awas dalam berpikir.

        "Sayangnya kebanyakan orang lebih memilih menyuapi pikiran mereka tidak dengan fakta nyata yang bisa membuat kita mengubah dunia tapi dengan video serial Netflix random atau video TikTok," ujarnya.

        Durov menyayangkan dampak yang dapat diberikan TikTok atau Netflix, yaitu membuat otak jadi memikirkan solusi dari masalah yang tidak ada.

        "Dalam level dalam, otak kita jadi tidak bisa mengetahui fiksi dan realitas, jadi melimpahnya hiburan digital membuat pikiran bawah sadar kita sibuk membuat solusi pada permasalahan yang sesungguhnya tidak ada," kritik Durov tajam.

        Karena itulah, Durov menyarankan orang-orang untuk mulai meminimalisir kedua platform tersebut untuk menjadi kreatif dan produktif.

        "Untuk menjadi kreatif dan produktif, kita pertama-tama harus membersihkan pikiran kita dari konten tidak relevan dari banjir rekomendasi algoritma setiap hari. Jika kita ingin mendapatkan kembali kebebasan kreatif, pertama-tama harus memperoleh kembali kendali pikiran kita," tandas Pavel Durov.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: