Koordinator Riset Institute for Essential Service Reform (IESR) Pamela Simamora mengatakan, seluruh negara saat ini terus melakukan transisi energi, dari energi fosil beralih ke energi baru terbarukan (EBT).
Hal tersebut yang menyebabkan berdasarkan data International Energy Agency World Energy Investment tahun 2021, investasi energi baru terbarukan (EBT) di dunia mengalami peningkatan berada di posisi kedua dalam penggunaan energi primer dunia.
Baca Juga: 10 Tahun Terakhir, Pemanfaatan EBT Jerman Capai 45 Persen
"EBT sudah meningkat walau tidak drastis sekarang 7 persen di 2020 non hydro. Tidak terlalu signifikan. Kalau tren ini terus meningkat, EBT akan mendominasi energi primer," katanya dalam Sesi II tentang Lanskap Transisi Energi Global dalam Transisi Energi Pelatihan Virtual Jurnalis 2021, Kamis (9/9/2021).
Pada posisi pertama investasi energi masih ditempati oleh minyak dan gas (migas), tahun 2019 nilai investasinya mengalami kenaikan signifikan. Saat tahun 2020 mengalami penurunan yang signifikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Hingga memasuki 2021, terjadi kenaikan walau tidak sesignifikan 2019.
Posisi kedua ditempati oleh EBT yang sejak tahun 2019 hingga 2021 menunjukan tren pertumbuhan yang positif. Diprediksikan, tren positif tersebut tidak hanya bertahan, tetapi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan ke depan ketika seluruh negara menunjukan komitmen pemanfaatan EBT secara serentak.
Selanjutnya, posisi ketiga ditempati jaringan listrik yang menunjukan grafik yang fluktuatif. Misalnya pada pada 2020 mengalami penurunan tidak signifikan dibandingkan tahun 2019. Namun, memasuki tahun 2021 mengalami pertumbuhan dengan skala sedang.
"Adapun posisi lainnya dalam struktur investasi energi global disusul hilir migas, bahan bakar fosil, penyediaan batu bara, nuklir, dan yang terakhir bahan bakar rendah karbon," katanya.
Pamela menambahkan, meski investasi EBT global menunjukan gairah investasi yang mengalami pertumbuhan secara positif, hal tersebut belum terjadi di Indonesia. Dalam porsi bauran energi primer di Indonesia, minyak mengalami penurunan menjadi sebesar 32 persen, batu bara meningkat menjadi 31 persen, gas alam mengalami stagnan sebesar 17 persen, sedangkan EBT pada posisi buncit dengan porsi sebesar 11 persen dari porsi bauran energi primer di Indonesia.
"Energi primer keseluruhan jauh dari target pemerintah adalah sebesar 23 persen EBT pada 2025. Jadi, bayangkan waktunya tidak banyak sekitar 5 tahun lagi, tapi gapnya sangat jauh hari ini masih 11 persen dan berharap 23 persen di 2025," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: