Masyarakat Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mendapatkan suntikan vaksin booster Covid-19 dalam waktu dekat atau dalam hitungan pekan ke depan. Hal itu tetap dilakukan meskipun tak semua ahli setuju suntikan itu diperlukan saat ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya juga telah menyerukan agar pemberian dosis penguat ditunda hingga tahun depan demi pemerataan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin dosis booster Covid-19 hanya diberikan kepada tenaga kesehatan.
Baca Juga: Aman! CDC Mengungkapkan Vaksin Covid-19 mRNA tidak Tingkatkan Risiko Keguguran
Sementara waktu, pertanyaan-pertanyaan seputar vaksin booster pun bermunculan. Misalnya, bagaimana pengalamannya dan apakah rasanya sama dengan saat pertama kali divaksinasi.
Ada beberapa efek samping dari suntikan booster vaksin Covid-19 yang paling umum sejauh ini. Pertama adalah kemerahan dan pembengkakan pada tempat disuntik.
Data yang diajukan Pfizer kepada pejabat federal AS dalam permintaannya untuk otorisasi penggunaan darurat dosis ketiga menunjukkan efek samping utama sangat sejalan dengan apa yang telah terlihat dari dosis pertama dan kedua. Efek samping teratas dalam uji cobanya adalah rasa sakit di tempat suntikan.
"Ada sekitar lima persen lebih banyak rasa sakit di tempat suntikan, tetapi sebagian besar adalah rasa sakit ringan," kata spesialis penyakit menular pediatrik dengan UC Davis Health, Dean Blumberg, dikutip dari laman Huffington Post, Senin (13/9).
Blumberg mencatat, data yang tersedia untuk para ahli sejauh ini sebagian besar berasal dari data pra-cetak. Datanya belum mendapat tinjauan sejawat maupun informasi yang disajikan pada pertemuan Komite Penasihat Praktik Imunisasi.
Baca Juga: Perlu Tahu! Penting Perhatikan Tanda Kanker pada Anak
Jika lengan sakit setelah vaksin, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk mengoleskan waslap basah yang dingin ke area tersebut. Sebaiknya, lengan terus digerakkan.
Efek samping kedua adalah kelelahan. Ini adalah efek samping paling umum kedua dalam pemberian booster vaksin Covid-19 Pfizer. Itu juga merupakan efek samping yang umum untuk dosis sebelumnya dari vaksinasi mRNA coronavirus.
"Ini sangat mirip dengan dosis kedua," kata Blumberg.
Menurut Blumberg, bagaimanapun tidak ada cara untuk mengetahui apakah orang yang benar-benar kelelahan setelah suntikan kedua akan mengalami hal serupa setelah dosis ketiga. Demikian pula jika mereka memiliki reaksi yang lebih ringan atau sebaliknya.
Dosis pertama vaksin mRNA pada dasarnya memperkenalkan tubuh ke SARS-CoV-2. Sementara itu, dosis kedua membuat sistem kekebalan mengenali protein lonjakan dan memasang respons antibodi, yang dapat menyebabkan gejala yang lebih intens saat tubuh melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam siaran pers yang menyertai permohonannya untuk otorisasi penggunaan darurat, Pfizer menyatakan bahwa frekuensi efek samping mirip atau lebih baik daripada yang dialami orang setelah suntikan kedua. Efek samping ketiga adalah nyeri otot dan sendi. Ini adalah salah satu efek samping yang paling umum dialami setelah dosis awal, dan kemungkinan akan terjadi lagi dengan suntikan booster.
Secara umum, tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas seperti ibuprofen, parasetamol, atau aspirin sebelum vaksinasi dengan harapan dapat mencegah efek samping. Hal ini, menurut ahli, dapat mengurangi respons kekebalan tubuh terhadap vaksin.
Para ahli mengatakan, jika Anda menggunakan salah satu obat tersebut sebelumnya, itu mungkin baik-baik saja. Namun, saran itu sangat konservatif sehingga tak harus dilakukan.
Efek samping keempat yang paling umum dari vaksin Covid-19 dan dosis booster adalah demam dan menggigil. Sekali lagi, masuk akal untuk merencanakan seolah-olah kita mungkin mengalami gejala seperti yang kita alami setelah vaksinasi Johnson & Johnson atau dosis kedua dari salah satu dari dua vaksin mRNA.
Baca Juga: Apakah Kanker dan Tumor Memiliki Kaitan?
"Dipersiapkan. Jika Anda mendapatkan dosis ketiga, Anda tidak ingin merencanakan sesuatu yang sangat penting keesokan harinya, seperti presentasi yang sangat penting di tempat kerja atau ujian jika Anda seorang pelajar. Saya berencana untuk bersiap menghadapi beberapa reaksi dalam satu atau dua hari setelah dosis ketiga itu," jelas Blumberg.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: