Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Bisa Saja Hemat APBN Hingga Puluhan Triliun Jika Manfaatkan Biodiesel Kelapa Sawit

        Pemerintah Bisa Saja Hemat APBN Hingga Puluhan Triliun Jika Manfaatkan Biodiesel Kelapa Sawit Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemanfaatan biodiesel sawit diyakini dapat menjadi alternatif mencukupi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia. Sebab, produksi minyak dalam negeri sebesar 746 ribu barel per hari dinilai belum mencukupi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak yang mencapai dua kali lipat lebih yakni sebesar 1,4 juta barel per hari.

        Ketua Bidang Marketing dan Pemasaran APROBI, Irma Rachmanian mengungkapkan bahwa kekurangan tersebut yang coba ditutupi melalui pemanfaatan biodiesel sawit yang dicampurkan dalam minyak solar.

        “Karena itu Indonesia bisa save Rp63,4 triliun pada 2020 karena potensi impor minyak berkurang,” katanya dalam dalam Palm Oil Edutalk D.I. Yogyakarta tentang Kupas Tuntas Mitos dan Fakta tentang Kepala Sawit, Sabtu (18/9/2021).

        Baca Juga: Kelapa Sawit: Tidak Seseram yang Dituduhkan

        Irma menerangkan program percampuran biodiesel sawit tersebut telah dimulai sejak 2008 dengan program B2.5, artinya dalam 1 liter minyak solar terdapat kandungan biodiesel sawit sebesar 2,5 persen.

        Langkah tersebut terus bergulir dan meningkat pada tahun 2014 dari B10 menjadi B20. Hingga tahun 2020 terus merangkak naik menjadi B30 yakni kadar biodiesel sawit mencapai sebesar 30 persen atau 30 ml dalam campuran minyak solar dalam 1 liter.

        Baca Juga: Tren Ekspor Sawit Bergerak Positif, Ini Salah Satu Penyebabnya

        Naiknya kadar persentase biodiesel sawit dalam solar menjadi B30, kemudian meneguhkan Indonesia sebagai negara pengguna biodiesel sawit terbesar di dunia. Pencapaian tersebut mengungguli negara tetangga Malaysia dengan biodiesel sawit sebesar B20, Argentina B10, dan Brazil B2.

        “Karena kadar biodieselnya terus meningkat dalam 5 tahun terakhir sehingga dapat mengurangi emisi karbon sebesar 14,34 juta ton pada 2020,” ucapnya.

        Ada pun kendaraan yang menggunakan B30 juga mendapatkan keuntungan seperti dapat meningkatkan Cetane Number (CN) atau angka setana yang merupakan ukuran kualitas bahan bakar diesel. Sedangkan dalam peforma mesin menjadi lebh baik dan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon gas rumah kaca.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: