Seorang Tokoh yang Terkait ISIS Didakwa oleh Pengadilan Federal AS di Virginia
Pejabat federal pada Sabtu mengungkapkan telah mengamankan seorang pria yang diduga kuat menjadi tokoh media terkemuka Islamic State (ISIS) setelah didakwa di pengadilan federal AS di Virginia dengan dakwaan konspirasi untuk memberikan dukungan material kepada organisasi teroris asing yang mengakibatkan kematian.
Diketahui pria tersebut bernama Mohammed Khalifa. Khalifa adalah warga negara Kanada kelahiran Saudi yang merupakan tokoh terkemuka di Islamic State (ISIS). Menurut keterangan pejabat federal, Pada 2019 Khalifa ditangkap di luar negeri oleh Syrian Democratic Forces (Pasukan Demokrat Suriah).
Baca Juga: Waduh… Kasus Anak Positif Covid-19 di AS Meningkat, Hal Ini Dikhawatirkan Terjadi karena…
Melansir laman AP News (2/10/21), dia (Khalifa) baru-baru ini dipindahkan ke tahanan FBI, di mana dia pertama kali dibawa ke Distrik Timur Virginia.
“Seperti yang dituduhkan, Mohammed Khalifa tidak hanya berjuang untuk ISIS di medan perang di Suriah, tetapi dia juga suara di balik kekerasan itu,” kata Raj Parekh, Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia.
“Melalui dugaan peran utamanya dalam menerjemahkan, menceritakan, dan memajukan propaganda online ISIS, Khalifa mempromosikan kelompok teroris, melanjutkan upaya rekrutmennya di seluruh dunia, dan memperluas jangkauan video yang mengagungkan pembunuhan mengerikan dan kekejaman ISIS tanpa pandang bulu.” Ungkap Raj.
Baca Juga: Polisi Prancis Menembaki Perahu Migran Asal Iran di Pantai Dunkrik
Selain diduga ikut terlibat sebagai pejuang ISIS, Khalifa diduga menjabat sebagai penerjemah utama dalam produksi propaganda kelompok dan narator berbahasa Inggris di beberapa video perekrutan yang bermuara ada kegiatan kekerasan.
Pengaduan di pengadilan federal juga menuduh Khalifa melakukan perjalanan ke Suriah pada musim semi 2013 dengan tujuan menjadi pejuang asing dan akhirnya bergabung dengan ISIS. Dia bergabung dengan kelompok itu pada atau sekitar November 2013 dan bersumpah setia kepada pemimpin Negara Islam saat itu Abu Bakr al-Baghdadi.
Baca Juga: Gak Diduga-duga, Taliban Berani Kasih Peringatan Keras Ini ke Amerika
Pada awal 2014, ia direkrut untuk bergabung dengan Biro Media kelompok tersebut sebagian karena kemampuan linguistiknya sebagai penutur bahasa Inggris dan Arab yang fasih.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: