Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Opung Luhut: Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Percontohan Proyek Strategis Nasional

        Opung Luhut: Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Percontohan Proyek Strategis Nasional Kredit Foto: Dok. KCIC
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan apresiasi terhadap progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). 

        Hal ini disampaikan langsung dalam kunjungan bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Wakil Menteri II BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo dan Forum Ppinan Daerah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Karawang ke lokasi Casting Yard 2 di Mulyasejati, Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan DK43 di Kawasan Trans Heksa Karawang (THK) di Wanakerta, Kab. Karawang, Jawa Barat. Baca Juga: Gak Main-main, Natalius Pigai Ancam Seret Luhut hingga Risma karena Dugaan Rasisme

        “Progres secara keseluruhan sangat baik dan saya apresiasi hal itu. Ini harus jadi contoh bagi pembangunan-pembangunan lainnya,” tegas Luhut dalam keterangan resminya, Selasa (5/10/2021).

        Luhut menjelaskan proyek KCJB ini merupakan sebuah bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kompetensi untuk menyelesaikan proyek strategis nasional dengan baik dan maksimal.

        “Setelah rampung, proyek KCJB ini akan jadi bukti bahwa bangsa kita mampu menyelesaikan proyek ini dengan maksimal,” tandasnya.

        Saat menyambangi lokasi Casting Yard 2 Luhut mendapatkan pemaparan langsung dari Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mengenai progres pembangunan KCJB. Disebutkan jika per 24 September 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 78,98 persen.

        Sementara di lokasi kedua, yakni DK43 Kawasan THK, Luhut menyimak langsung penjelasan dari Iskandar Purba selaku Project Manager Wika HSR mengenai kendala dan tanatangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek KCJB.

        “Tantangan pada titik pekerjaan ini adalah perlunya sinkronisasi antara pekerjaan Balanced Cantilever, seiring dengan dilakukannya pekerjaan penurunan jalan THK dan secara kontinyu dilanjutkan dengan pemasangan segmental box girder,” jelas Iskandar saat mendampingi Luhut di area DK43 kawasan THK.

        Menanggapi penjelasan tersebut, Luhut menekankan jika kendala teknis yang dihadapi selama pengerjaan proyek KCJB harus mendapatkan perhatian serius agar pelaksanaannya tidak merugikan warga.

        "Beberapa kendala teknis yang perlu diperhatikan, jangan sampai merugikan rakyat, terutama yang tinggal di sekitar lokasi proyek," tegasnya.

        Adapun, GM Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya menyebutkan percepatan pembangunan adalah salah satu konsen PT KCIC jelang target operasi di akhir 2022. 

        Tak hanya itu, beberapa aspek lain yang diperlukan untuk percepatan pembangunan pun sudah terpenuhi, seperti 11.805 batang rel untuk seluruh trade KCJB yang telah datang langsung dari China. 

        Mirza menyebutkan, saat ini seluruh batang rel tersebut sudah dikirm ke Depo Tegalluar, Cileunyi, Jawa Barat untuk dilakukan proses welding atau pengelasan agar menjadi rel sepanjang 500 meter. 

        Selain itu, direncanakan di tahun ini hingga awal tahun, pembangunan struktur tunnel dan stasiun sudah rampung. Saat ini rangkaian kereta cepat atau Electric Multiple Unit (EMU) dan kereta inspeksi, Comprehensive Inspections Train (CIT) sedang dalam tahap produksi di Tiongkok.

        "Jika tidak ada kendala, EMU dan CIT direncanakan tiba di Indonesia pada pertengahan tahun mendatang," ujarnya.

        Mengenai kendala pembangunan, Mirza menyebutkan ada beberapa kendala di lapangan yang sebagian telah diatasi. Kendala-kendala tersebut antara lain adalah relokasi fasos-fasum seperti jalan akses, SUTT hingga jaringan pipa PDAM.

        PT KCIC bersama dengan konsorsium kontraktor dan stakeholder terkait terus melakukan diskusi dan pembahasan agar persoalan relokasi fasos-fasum ini bisa segera selesai. 

        "Kami selalu melakukan koordinasi dan diskusi secara intensif ketika ada persoalan yang ditemui," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: