Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Berang, Lalu Tunjuk Hidung Amerika

        Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Berang, Lalu Tunjuk Hidung Amerika Kredit Foto: Reuters/KCNA
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menunjuk hidung Amerika Serikat (AS) dan menyalahkan negara tersebut atas ketegangan di semenanjung itu.

        Kantor berita resmi Korea Utara KCNA mengabarkan, Kim Jong Un dalam pidato pembukaan di sebuah pameran pertahanan menyebut AS sebagai akar penyebab ketidakstabilan. 

        Baca Juga: Salahkan Amerika, Kim Jong-un Bersumpah Membangun Militer yang Tak Terkalahkan

        Pyongyang berada di bawah berbagai sanksi internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya yang dilarang. Sistem persenjataan itu maju pesat di bawah Kim.

        Pada tahun 2017 ia menguji rudal yang dapat mencapai seluruh benua AS dan melakukan ledakan nuklir paling kuat hingga saat ini.

        Pyongyang mengatakan persenjataannya itu diperlukan untuk melindungi diri dari invasi AS.

        Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara.

        Namun di pameran "Bela Diri 2021", Kim melontarkan keraguan atas pernyataan peremrintahan AS itu.

        Saya sangat ingin tahu apakah ada orang atau negara yang percaya itu.Tidak ada dasar dalam tindakan mereka untuk percaya bahwa itu tidak bermusuhan," tambah pemimpin Korea Utara itu menurut KCNA.

        Pidato Kim muncul setelah Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir menguji coba rudal jelajah jarak jauh dan apa yang dikatakannya sebagai senjata hipersonik.

        Pada tahun 2018, Kim menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang bertemu dengan presiden AS yang dalam sebuah KTT di Singapura.

        Tetapi proses pembicaraan sebagian besar terhenti sejak pertemuan kedua di Hanoi pada tahun berikutnya gagal mencapai keringanan sanksi dan apa yang bersedia diserahkan Pyongyang sebagai imbalannya.

        Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya bersedia bertemu dengan pejabat Korea Utara kapan saja atau di mana saja, tanpa prasyarat, dalam upayanya mencari denuklirisasi.

        Washington dan Seoul adalah sekutu keamanan di mana sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Selatan untuk mempertahankannya dari tetangganya, yang menyerbu tahun 1950.

        Selatan dan Amerika Serikat mengadakan latihan militer bersama pada bulan Agustus. lankah ini selalu membuat marah Pyongyang, yang mengecam mereka sebagai persiapan untuk invasi.

        Korea Selatan telah meningkatkan kemampuan militernya sendiri, berhasil menguji rudal balistik kapal selam pertamanya pada bulan September dan mengungkapkan rudal jelajah supersonik.

        Pemimpin Korea Utara menuduh Korea Selatan munafik, dengan mengatakan "upaya mereka yang tidak terbatas dan berbahaya untuk memperkuat kekuatan militer menghancurkan keseimbangan militer di semenanjung Korea dan meningkatkan ketidakstabilan dan bahaya militer".

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: