Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Direktur Eksekutif PASPI: Bumi Lancang Kuning Cepat Beralih Gigi

        Direktur Eksekutif PASPI: Bumi Lancang Kuning Cepat Beralih Gigi Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Provinsi Riau yang mendapat julukan Bumi Lancang Kuning merupakan rajanya sawit di Indonesia. Data Kementerian Pertanian mencatat, kebun sawit yang ada di Provinsi Riau mencapai 3,4 juta hektare sehingga menjadikan Riau sebagai produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia.

        Dengan luas lahan tersebut, Provinsi Riau menyumbang 20 persen dan menghasilkan devisa sawit untuk negara hampir US$5 miliar atau sekitar Rp82 triliun.

        Baca Juga: Aprobi: Semua Produk Sawit akan Jadi Power Plant Tenaga Listrik

        "Jadi, kalau sawit Riau goncang, pengaruhnya hingga ke sawit dunia. Sebab, tidak hanya di Indonesia, skala dunia pun Riau juga merupakan provinsi yang memiliki perkebunan kelapa sawit terluas. Luar biasa kan," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Dr. Tungkot Sipayung, melansir Elaeis.co.

        Tidak hanya itu, laju perkembangan kelapa sawit di Riau dari tahun 1990–2020 memang cepat, terutama perkebunan sawit rakyat.

        Di tahun 1990, komposisi perkebunan milik rakyat sekitar 55 persen dari total luas perkebunan kelapa sawit di Riau saat ini. Sementara pada tahun 2020, perkebunan sawit rakyat sudah mencapai 65 persen dari total perkebunan sawit di Riau.

        Tungkot pun menilai, Riau cepat 'beralih gigi' mengembangkan perkebunan kelapa sawit setelah melihat hasil migas yang tidak begitu menjamin. Hal tersebut dapat dilihat dari struktur ekspor migas yang makin lama makin menurun. Justru sebaliknya, ekspor nonmigas makin lama makin naik.

        "Minyak bawah bentar lagi akan habis. Apalagi selama ini, tidak bisa semua masyarakat sembarangan masuk ke dalam sana (migas). Namun, Riau berhasil tukar gigi cepat beralih ke minyak atas yang lebih berkelanjutan, yaitu sawit. Walaupun nantinya habis minyak bawah, Riau masih punya minyak atas," kata Tungkot.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: