Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suara Lantang Menlu Retno di Forum ASEAN, Pukulan Telak Buat Myanmar

        Suara Lantang Menlu Retno di Forum ASEAN, Pukulan Telak Buat Myanmar Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyerukan pendapatnya soal keikutsertaan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing pada KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 26-28 Oktober mendatang.

        Dengan lantang, Menlu Retno mengatakan bahwa Min Aung Hlaing tidak perlu mewakili Myanmar pada KTT ASEAN, mengingat krisis politik yang belum terselesaikan di negara itu.

        Baca Juga: Presiden Terguling Myanmar Ungkap Detik-detik Awal Kudeta, Pilih Mati daripada...

        Hal ini disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan darurat para menlu ASEAN yang dilaksanakan secara virtual, Jumat malam (15/10).

        “Indonesia mengusulkan partisipasi Myanmar di KTT tidak harus diwakili di tingkat politik sampai Myanmar memulihkan demokrasi melalui proses inklusif,” tulis Menlu Retno melalui Twitter @Menlu_RI.

        Menlu Retno juga menyoroti tidak adanya kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin yang disepakati para pemimpin ASEAN.

        Konsensus tersebut dibuat untuk membantu menyelesaikan krisis di Myanmar, yang berisi soal dialog dengan semua pihak, akses kemanusiaan, dan penghentian semua tindakan kekerasan.

        Senada dengan Indonesia, perwakilan Malaysia, Filipina, dan Singapura juga mendukung agar pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing tidak disertakan dalam pertemuan puncak ASEAN.

        Sementara itu, Thailand berpendapat bahwa pengecualian terhadap Min Aung Hlaing dalam KTT ASEAN akan menjadi langkah besar bagi perhimpunan

        Thailand mengingatkan bahwa ASEAN memiliki kebijakan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.

        Selain itu, ASEAN juga telah lama tidak menggunakan sanksi atau tindakan keras lain untuk mengisolasi Myanmar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: