Rizal Ramli Siap Bantu Jokowi Selamatkan Garuda, Tapi Syaratnya Nggak Main-main, Berat Banget
Ekonom Senior yang juga mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengaku dirinya siap membantu pemerintah menyelamatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Garuda Indonesia (persero) yang nasibnya kini di ujung tanduk.
Rizal Ramli mengaku bisa membuat maskapai plat merah itukembali sehat, tetapi dia mengajukan satu permintaan yang lumayan berat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun permintaan yang diajukan adalah presidential threshold (batasan pencalonan presiden) dihapus atau nol persen. Baca Juga: Orang Demokrat ke PDIP: Indosat Dijual di Era Megawati, Garuda Bangkrut di Era Jokowi, Camkan Hasto!
Rizal Ramli mengaku dirinya tak tergiur dengan jabatan apaun jika dapat menyelamatkan Garuda, dia ogah diangkat jadi komisaris atau jabatan mentereng lainnya.
Diketahui, saat ini Indonesia menerapkan ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
“Kagak usah gua diangkat jadi komisaris, preskom atau apapun. Tapi gua kasih wewenang gua beresin, pasti beres. Cuma syaratnya threshold presidential dibikin nol," ujar Rizal Ramli dikutip Populis.id dari kanal Youtubenya, Rabu (27/10/2021).
Rizal Ramli mengaku sangat mudah membereskan masalah yang menggerogotiGaruda sekarang ini, dia mengaku kondisi seperti ini pernah terjadi beberapa tahun lalu, dan saat itu dirinya sukses membangkitkan Garuda dari keterpurukan.
"Dulu saya pernah kok menyelamatkan garuda yang dibuat bangkrut sama kreditor tahun 2001,” tuturnya.
Seperti diketahui, saat menjabat sebaga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di periode pertama Presiden Jokowi, Rizal Ramli sudah memberi masukan soal Garuda Indonesia.
Rizal meminta Jokowi membatalkan rencana PT Garuda Indonesia membeli 30 pesawat Airbus tipe 350. Pasalnya, maskapai pelat merah itu harus meminjam uang sebesar USD 44,5 miliar dari China Aviation Bank. Bila rencana itu tetap berjalan, bukan tidak mungkin Garuda Indonesia malah akan pailit.
“Saya bilang, mas saya minta tolong layanan tolong diperhatikan. Saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi, karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman USD 44,5 miliar untuk beli pesawat airbus 350 sebanyak 30 biji. Itu hanya cocok untuk Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa,” ujar Rizal, Agustus 2015 lalu.
Menurut pengamatan Rizal, track record Garuda untuk rute Jakarta- Amsterdam serta Jakarta-London kurang baik. Yakni, hanya mencapai 30 persen. Hal itulah yang disinyalir membuat Garuda merugi.
“Saya katakan kepada presiden, dulu jagonya airline adalah Singapore Airline. Saat ini mereka babak belur oleh Emirates dan Etihad, karena kantongnya tebal,” ungkap mantan menteri keuangan ini.
Karena itu, dia meminta Garuda membeli pesawat yang kelasnya lebih rendah kelasnya. Yakni, Airbus 320. Baca Juga: 3 Tokoh Ini Bisa Jadi Skenario Jusuf Kalla di Pilpres 2024, Top!
“Kuasai dulu pasar domestik dan Asia, kuasai dulu pasar regional 5 sampai 7 tahun. Kalau sudah kuat baru kita hantam,” tandas Rizal.
Seperti diketahui Maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (persero) kini di ujung tanduk. Selain utang Rp70 triliun, Garuda Indonesia mencatatkan kerugian Rp13,1 triliun pada semester I-2021.
Kementerian BUMN pun memastikan Garuda Indonesia tidak menerima suntikan dana berupa penyertaan modal negara (PMN) untuk menyelamatkan Garuda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti