Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai ada maksud khusus dari pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang meminta kader banteng moncong putih untuk mundur bila tidak mengindahkan perintah partai.
Menurutnya, pernyataan Megawati itu sebenarnya ditujukkan kepada kader PDIP yang mendukung dan mendorong Ganjar Pranowo menjadi calon presiden.
Baca Juga: Ferdinand Blak-blakan Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Alasannya Keren!
"Kelihatannya menyindir para pendukung Ganjar karena selama ini dianggap tak taat azas partai," kata Ujang, Jumat (29/10/2021).
Ujang menyebut pernyataan itu disampaikan Megawati terkait isu Ganjar calon presiden dari PDIP yang belakangan malah makin menguat.
Padahal ia meyakini DPP sudah berkirim surat ke semua pengurus daerah agar tidak membicarakan pencapresan sebelum DPP PDIP mengeluarkan instruksi.
"Nah mungkin karena surat tersebut tak diindahkan maka Megawati ngamuk," ujarnya.
Ujang lebih lanjut menilai larangan agar kader PDIP tidak memberikan dukungan kepada Ganjar kontradiktif dengan klaim Megawati bahwa dirinya sudah membangun demokrasi di internal PDIP.
Jangan karena sudah mendukung nama selain Ganjar sebagai capres, menurutnya, Megawati lalu menutup peluang kader lain.
"Kelihatan arahnya soal ke perseteruan banteng versus celeng," demikian kata Ujang Komaruddin.
Istilah banteng versus celeng muncul usai deklarasi dukungan capres 2024 dari sejumlah kader PDIP di Purworejo kepada Ganjar Pranowo.
Istilah celeng diperkenalkan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto. Bambang merespon langkah Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Purworejo, Alrbertus Sumbogo dan kawan-kawan yang mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar.
Menurut Bambang, aksi tersebut telah melenceng dari arahan Megawati sebagai ketua umum dan menyebut mereka dengan sebutan celeng.
Permintaan agar kader PDIP yang tidak loyal dan tidak mau menjalankan tugas partai untuk mengundurkan diri disampaikan Megawati di acara peresmian Taman UMKM Bung Karno dan kantor partai secara daring, Kamis kemarin.
"Tentu aturan partai itu siapa sih yang bertanggung jawab ketum, saya. Jadi kalau anda tidak loyal atau tidak mau menjalankan tugas partai, ya jangan jadi orang partai," tegas Megawati.
Megawati mengaku enggan memecat kader yang melanggar aturan. Ia menyarankan bagi anak buahnya yang sudah tidak loyal dengan PDIP sebaiknya mengundurkan diri.
"Saya sering sekali mengatakan, sudah mereka kalau ndak suka lagi sama PDIP silakan mengundurkan diri. Daripada saya capek pecat-pecat, mengundurkan diri saja, sudah selesai, itu hak kalian, daripada saya pecati," kata Megawati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq