Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kiai Marzuki ke Anies Baswedan: Ayo, Salaman dengan Calon Presiden

        Kiai Marzuki ke Anies Baswedan: Ayo, Salaman dengan Calon Presiden Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dorongan agar Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 semakin kencang. Dorongan itu, tidak hanya datang dari relawan, tapi juga kiai. Saat berkunjung ke Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang, Jawa Timur, kemarin, Anies dipanggil dengan sebutan Capres 2024.

        Tujuan utama Anies ke Jawa Timur sebenarnya untuk mengisi seminar di Surabaya. Namun, karena pernah berjanji ke Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, KH Marzuki Mustamar waktu ketemuan di Jakarta, maka dia datang ke pondok pesantren tersebut.

        Baca Juga: PSI Galak Banget ke Anies Baswedan: Sudah Tentu yang Diserang Soal Dugaan Korupsi Formula E...

        Anies beserta rombongan tiba di Pondok Pesantren Sabilurrosyad sekitar pukul 10 pagi. Mengenakan batik hijau lengan panjang, Anies disambut Kiai Marzuki, yang juga mengenakan batik hijau lengan panjang.

        Anies dan rombongan langsung dipersilakan masuk ke kediaman Ketua PWNU Jawa Timur itu. Di ruang tamu, mereka berbincang singkat. Anies dan Kia Marzuki lalu menjalankan Salat Jumat bersama di masjid di lingkungan pesantren.

        Usai Salat Jumat, Anies dan Kiai Marzuki kembali ke kediaman. Saat berjalan menuju ke rumah, banyak santri yang penasaran dan ingin bersalaman dengan Anies.

        Di sinilah Kiai Marzuki menyebut Anies sebagai Capres 2024. "Ayo, salaman dengan calon presiden," ucapnya, kepada para santri.

        Anies, yang berjalan di samping Kiai Marzuki, mendadak jadi artis. Bukan hanya salaman, banyak santri yang ingin berswafoto dengannya.

        Bagaimana tanggapan Anies soal ucapan Kiai Marzuki itu? Saat ditanya wartawan usai pertemuan, Anies mengelak.

        "Saya lagi ngurusi Jakarta, sekarang ngurusi Jakarta. (2024) ada apa memang? Kami silaturahim saja. Doakan semuanya lancar, sampai ke Surabaya sehat terus," ucapnya.

        Kiai Marzuki menambahkan, pertemuan itu tidak lebih dari kegiatan silaturahim. Tidak ada hal lain yang dibicarakan selain diskusi biasa, seperti masalah keutuhan dan persatuan NKRI.

        Marzuki menegaskan, tidak ada agenda terkait pembicaraan politik dalam pertemuan itu, termasuk pencalonan presiden. "Yang paling penting keutuhan bangsa, silaturahim, menyambung hati, pikiran, ide, visi misi, termasuk program-program untuk merajut keutuhan bangsa. Itu lebih penting daripada yang jadi (presiden) siapa," tuturnya.

        Lalu, apa makna di balik Kiai Marzuki memperkenalkan Anies sebagai Capres 2024? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menjelaskan, saat ini, siapa saja akan bersikap sopan santun dengan memberikan pujian atau pernyataan capres kepada tokoh.

        "Terlebih, sejauh ini, Anies merupakan tokoh yang paling dekat dengan karakter NU, intelektual, dan Islam terbuka," ulas Dedi, saat dihubungi, tadi malam.

        Hanya saja, perkenalan itu tidak lantas membuat NU memberi lampu hijau ke Anies. Sebab, NU merupakan entitas keumatan. Sehingga tidak dapat digerakkan dalam satu komando untuk hal-hal politik.

        "Bisa saja, NU di wilayah mendukung Anies, tetapi pusat tidak. Anies masih memerlukan silaturahmi lebih jauh untuk meraup simpatik NU secara nasional. Baik struktural maupun kultural," pesan Dedi.

        Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, kunjungan Anies ke Kiai Marzuki sebagai hal wajar. Terlebih, silaturahmi politik menjelang tahun politik tak bisa terhindarkan.

        "Jika Anies serius ingin nyapres, maka suka tak suka, senang tak senang, harus melakukan silaturahmi politik ke tokoh-tokoh di daerah lain. Karena capres itu lingkupnya Indonesia, maka mesti silaturahmi ke tokoh-tokoh di seluruh wilayah Indonesia," kata Ujang.

        Soal pertemuan dengan Kiai Marzuki, meski Anies menyebut hanya silaturahmi biasa, Ujang yakin ada motif politik. Sulit menyangkal jika silaturahmi itu sebatas biasa. "Rakyat akan menyebutnya sebagai silaturahmi politik. Silaturahmi pemanasan menjelang Pilpres nanti," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: