Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul menanggapi soal agenda tentang pembubaran parpolnya yang akan disuarakan dalam Reuni Akbar Aksi 212.
Ruhut meminta kepada PA 212 agar tidak ada kebencian terhadap PDI Perjuangan.
Baca Juga: Mendahului Titah Megawati, Bambang Pacul Biang Kerok Polemik di Internal PDIP Ganjar vs Puan
"Saya minta sudahlah, jangan ada kebencian, saya kader PDIP Perjuangan emangnya siapa dia mau membubarkan," kata Ruhut kepada JPNN.com, Senin (15/11).
"Kalau dia bilang korupsi? Coba bilang sama saya kader partai yang ada di DPR yang belum pernah terlibat korupsi, ayo sebutkan, ada enggak satu pun? Tidak, semua ada," sambung Ruhut.
Ruhut Sitompul juga meminta pihak PA 212 tidak berkomentar yang aneh-aneh untuk PDI Perjuangan. "Kenapa ada kebencian banget dengan PDI Perjuangan? Jadi, sudah deh enggak usah aneh, jangan terlalu stres," ujar Ruhut.
Sebelumnya, Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menanggapi pernyataan politikus PDIP Kapitra Ampera ihwal reuni Aksi 212 tak perlu digelar.
Kapitra beralasan pandemi Covid-19 belum berakhir sehingga kerumunan banyak orang, termasuk reuni Aksi 212, berpotensi mengancam kesehatan masyarakat. Namun, Novel menyatakan reuni itu bukan sekadar mengenang kemenangan, apalagi bernostalgia.
"Reuni akbar 212 adalah aksi menyelamatkan bangsa dari masalah besar yang mengancam nasib negara ini," katanya kepada JPNN.com, Sabtu (13/11).
Novel lantas menyebut sejumlah persoalan yang membelit Indonesia saat ini. Misalnya, masalah hukum yang tidak berkeadilan. "Sudah menyimpang dari (sila) Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Novel.
Selain itu, Novel juga menyinggung soal Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Dia menyebut PDIP berupaya meloloskan RUU itu demi mengganti Pancasila.
"Itu masalah besar dan PDIP harus dibubarkan," kata Novel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum