- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Bentengi Isu Perubahan Iklim, Menko Perekonomian Sebut Small Holder Perlu Dilindungi
Dalam perhelatan COP26 pemerintah menyatakan dukungan kepada small holder. Karena itu, bersama dengan Inggris, Indonesia berperan sebagai coacher di bidang Kehutanan dan Agrikultur. Indonesia juga terus mendorong persamaan hak dan kewajiban antara negara konsumen dan negara produsen pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut saat ini sebanyak 41 persen lahan perkebunan sawit berada pada kepemilikan masyarakat. Besarnya porsi pengelolahan lahan sawit kepada masyarakat, Airlangga menyebut perlunya dukungan kepada small holder dalam menghadapi isu perubahan iklim.
Baca Juga: Airlangga Berikan 3 Saran untuk Mendorong Industri Sawit Perlu Pengembangan melalui Riset
“Termasuk isu hasil daripada kebun rakyat yang selama ini lebih rendah dibandingkan dengan kebun yang dimiliki swasta maupun BUMN,” ujarnya dalam Pekan Riset Sawit Indonesia, Rabu (17/11/2021).
Berdasarkan roadmap, kata Airlangga, disampaikan komoditas pertanian termasuk sawit dinilai penting dan berperan dalam pembangunan berkelanjutan. Terutama dalam hal mempromosikan pembangunan ekonomi, memerangi kemiskinan, dan berkontribusi pada ketahanan pangan, mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan pendapatan petani.
Airlangga mengatakan small holder menghadapi berbagai tantangan terutama terkait produktivitas dan kapasitas dengan pasar yang menghendaki standar lingkungan yang tinggi, berpotensi menghasilkan risiko pada kalangan small holder.
“Oleh karena itu pemerintah mendukung small holder agar mampu menghadapi tantangan tersebut. Termasuk dukungan akses keuangan petani merupakan hal penting agar tantangan itu bisa ditangani dan terutama dari aspek tata kelola dan logistik,” terangnya.
Karena itu, lanjut Airlangga, riset dan pengembangan harus terus dilakukan agar menghasilkan produk sawit yang berkelanjutan. Selain itu, diperlukan fokus pada isu yang berdampak dan berkesinambungan agar terus melanjutkan budaya penelitian. Sehingga inovasi teknologi baru di bidang sawit dapat terus dikembangkan.
“Acara Pekan Riset Sawit ini dapat menjadi sarana pelaku industri dan riset yang dihasilkan perlu terus diterapkan dan kesenjangan pekebun dan korporasi bisa dipersempit dan diharapkan masyarakat bisa menikmati hasil riset ini. Saya berharap bahwa kegiatan ini memberikan sumbangsih pembangunan sawit di Indonesia yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: