Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sukses Implementasikan AMI, Miota Siap Dukung Program PLN

        Sukses Implementasikan AMI, Miota Siap Dukung Program PLN Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu pioner Internet of Thing (IoT) di Indonesia, PT Miota Internasional Teknologi (MIT), sukses mengembangkan, menguji coba dan mengimplementasikan sistem Advanced Metering Infrastructure (AMI) di lingkungan industri. 

        Terkait dengan itu perusahaan menyatakan siap mendukung PT PLN yang dikabarkan tengah merencanakan penerapan AMI secara bertahap untuk memberikan transparansi kepada pelanggan, termasuk menekan potensi kerugian karena pencurian listrik.

        Seperti diketahui dalam bisnis layanan umum hingga saat ini masih sering ditemukan pertanyaan, bahkan keluhan dari konsumen soal transparansi penghitungan tagihan seperti listrik, air minum, gas dan lain-lain.

        "Seharusnya dengan adanya teknologi smart metering yang terintegrasi, baik di sisi perangkat, jaringan komunikasi dua arah, platform serta aplikasi yang bisa digunakan baik oleh pengguna maupun penyedia listrik, air serta gas akan memberikan kemudahan bagi semua pihak untuk melakukan kontrol secara mandiri, cepat serta efisien," kata Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia (Asioti), Teguh Prasetya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/11/2021). 

        Baca Juga: Perkuat Sistem Security IoT Korporasi, Telkomsel Luncurkan Solusi Layanan Keamanan IoT

        Dijelaskan, keuntungan utama dalam penerapan smart metering adalah peningkatan efisiensi operasional, peningkatan produktivitas serta peningkatan pendapatan bagi provider. 

        "Sedangkan bagi pengguna adalah peningkatan kemudahan monitoring, peningkatan transparansi penggunaan serta kontrol secara mandiri untuk pemakaiannya, " jelasnya.

        Teguh menyebut sebagai penyedia listrik nasional PLN sudah mulai melakukan ujicoba penggunaan smart metering ini. Yang terkini adalah di Kabupaten Musi Banyuasin, dimana Muba Electric Power (MEP), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola kelistrikan PLN untuk konsumen, merilis aplikasi Muba Listrik Pintar pada semester II 2020.

        "Sudah ada 50.000 rumah yang terpasang dengan smart metering dengan jaringan IOT berbasis Lorawan," sebut Teguh.

        Baca Juga: Jaga Keberlangsungan Bisnis, PLN Sudah Siap Jalankan Transisi Energi

        Fungsi smart meter ini antara lain memudahkan pembayaran tagihan listrik dan kepastian biaya yang dibayarkan pelanggan, mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik, serta mengurangi tunggakan tagihan pelanggan.

        Untuk sistem prabayar, sistem pembayaran terkoneksi melalui aplikasi di piranti bergerak (mobile) yang dikelola PT Miota. Perusahaan ini bekerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

        Direktur Marketing Miota, Hilman Budiyadi, mengatakan sistem pencatatan perhitungan tagihan pelanggan saat ini masih manual dan konvensional, belum bertransformasi pada sistem yang transparan, terintegrasi dan otomatis yang berbasis data elektronik. "Sehingga kemungkinan dispute sangat tinggi," jelasnya.

        Menurut Hilman permasalahan transparansi perhitungan hanya bisa dijalankan jika kedua belah pihak memiliki kualitas data yang sama, baik dari segi jumlah data maupun akurasinya.

        Saat ini teknologi sudah mampu menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu melalui IoT. IoT mampu memberikan data dalam jumlah yang besar serta lebih presisi secara kontinu. Data tersebut dengan mudah bisa diakses oleh kedua belah pihak, baik penyedia jasa seperti PLN, PDAM, Gas maupun para pelanggannya.

        Salah satu contoh penerapan IoT adalah penggunaan AMI pada perusahaan-perusahaan infrastruktur (listrik, air & gas). AMI dalam bahasa yang mudah dipahami adalah penggunaan alat ukur yang bersifat dua arah, alat ukur tersebut bisa mengirimkan data secara kontinu serta bisa dikendalikan dari jarak jauh.

        "Manfaat penerapan AMI di perusahaan-perusahaan infrastruktur adalah untuk transparansi kedua belah pihak, terutama tagihan penggunaan. Bagi penyelenggara, bisa meningkatkan layanan serta menjamin kesinambungan usaha," kata Hilman.

        Dijelaskan, IOT adalah bagian penting dari Industri 4.0 yang menekankan konsep big data, menuntut akurasi dan integrity data untuk permasalah data yg besar dan kompleks. Implementasi AMI menjadikan IoT sebagai syarat utama sistem ini bekerja dengan baik dan benar, mampu memberikan data, informasi dan analisa yang tepat untuk membuat solusi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

        Saat ini Miota telah mengembangkan, menguji coba dan mengimplementasikan IoT untuk AMI system. Mulai perancangan hardware, software, connectivity, aplikasi sistem, big data dan data anaytical. Selain dengan MEP di Banyuasin, Miota juga telah berkolaborasi dengan perusahaan seperti PT. Muba Elektrik Power (MEP), penyedia jasa 4G, Telkom, dan Bank BRI sebagai penyedia jaringan pembayaran.

        Di Banyuasin Miota berhasil mengimplementasikan AMI dengan konsep end to end IoT di wilayah operasi MEP untuk sejumlah 50 ribu kWhmeter beserta infrastruktur connectivity dan systemnya. Hilman menyebut hasil pengimplementasian MEP memperlihatkan performa yang sangat baik dan mampu memberikan solusi kepada seluruh stakeholder.

        "Setelah menerapkan teknologi AMI, ada dua manfaat mendasar dari penerapan AMI tersebut. Yaitu berkurangnya tunggakan penagihan serta berkurangnya pencurian listrik. Manfaat lainnya adalah operasional yang lebih efektif dan efisien," terangnya.

        Baca Juga: Pemerintah Siap Dukung PLN Percepat Transisi Energi RI ke EBT

        Sepengetahuan Hilman, saat ini PLN sudah merencanakan penerapan AMI secara bertahap jika masih ada banyak keluhan pelanggan terkait transparansi. Kurang lebih ada 77 juta pelanggan saat ini yang perlu diganti alat ukur nya dengan sistem AMI. Tentu bukan hal yang mudah dan cepat bisa dilakukan oleh PLN.

        PLN sudah mempunyai roadmap untuk AMI hingga 2030. Namun masih ada beberapa permasalahan teknis dan operasional yang perlu diselesaikan. Menurut info yang didapat Hilman dari Webinar yang dia hadiri, PLN sudah mencoba dalam jumlah terbatas sebelum melakukan roll out.

        "Kita berharap PLN segera dapat menyelesaikan dengan baik, mengingat sudah menjadi urgensi buat Indonesia untuk bertransformasi ke era digital dalam pengelolaan energy yg lebih transparan dan lebih baik. Khususnya era mobil listrik dan green energy saat ini. Bila diperlukan, Miota bisa sharing dan berkontribusi untuk mendukung program PLN," ujar eksekutif yang hobi bersepeda ini.

        Ditegaskan, Miota berkomitmen dalam mengembangkan IoT seiring dengan pentingnya transparansi bagi seluruh pelaku usaha, baik pemerintah maupun swasta. Melalui teknologi IoT, Miota bisa membantu untuk meningkatkan performa usaha. Masyarakat dapat memberikan feed back dan juga bisa mengetahui kinerja Miota dengan berkunjung atau melalui akun media yang disediakan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: