- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Kementerian ESDM Uji Coba B40 Melalui 3 Komposisi, Seperti Apa Hasilnya?
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM terus mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi baru yang melimpah di Indonesia. Setelah diimplementasikan pada Januari 2020 lalu, pemanfaatan B30 berbasis minyak sawit direncanakan akan ditingkatkan menjadi biodiesel 40 persen atau B40.
Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan, Kementerian ESDM sudah melakukan uji lab terkait pemanfaatan B40 dengan tiga komposisi.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Energi jadi Lakukan Rebranding jadi ini...
Pertama, bauran B40 dimana endapan presipitasi terbentuk pada B40 yang lebih besar dibandingkan B30 (FAME>DPME>HVO). Periode penyimpanan yang lebih lama dan temperatur yang lebih rendah berpengaruh pada pembentukan endapan presipitat yang lebih tinggi.
Kedua, B40 dengan menggunakan spek FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang berlaku saat ini yaitu B30 (FAME) ditambah dengan DPME (Distilled Palm Oil Methyl Ester) 10 persen. Uji kinerja terbatas pada sampel B40 dan B30+DPME10 terhadap B30 menunjukkan penurunan torsi dan daya (1,1 – 2,1 persen), peningkatan konsumsi (1,1 persen), dan penurunan opasitas gas buang (1,6 – 3,2 persen).
Ketiga, B30 (FAME) ditambah dengan HVO (Hydrogenated Vegetable Oil) 10 persen yang memberikan nilai tambah pada Daya Maksimal 0,6 persen dan Torsi Maksimal 2,6 persen.
“Dari hal tersebut kami berpendapat, produksi FAME mencukupi untuk penerapan B40 dari sisi kapasitas. Tetapi, apabila memilih B30+DPME10 persen dari sisi produsen masih memerlukan waktu untuk melakukan destilasi ulang terkait untuk penurunan kandungan air. Kemudian, jika Pertamina mulai memproduksi HVO dalam jumlah besar mulai tahun 2024,” kata Dadan dalam webinar dengan tema Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40 yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia, pada Selasa (30/11/2021).
Terkait dengan persiapan B40 atau yang lebih besar di masa mendatang, Dadan menyiapkan 10 langkah strategis di antaranya menyusun SNI, kajian teknis dan tekno ekonomi, mempersiapkan kebijakan pendukung, mempersiapkan intensif, mempersiapkan road test/performance test.
“Selanjutnya, memastikan kesiapan BU BBN, proper handling and storage system, memastikan kesiapan infrastruktur, program strstegis nasional, dan sosialisasi secara massif,” ucapnya.
Dadan juga menambahkan pihaknya terus mendorong untuk mencapai biodiesel berkelanjutan. “ESDM mendorong untuk Indonesian Biodiesel Sustainable Indicators (IBSI). Kami sama-sama ingin berkontribusi dan sama-sama ingin pemanfaatan biodiesel berbasis sawit berkelanjutan,” pungkas Dadan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: