Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Open Source?

        Apa Itu Open Source? Kredit Foto: Unsplash/Mika Baumeister
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Open source merupakan sebuah istilah yang awalnya disebut open source software (OSS). Open source software adalah kode yang dirancang untuk dapat diakses oleh publik sehingga siapa pun dapat melihat, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sesuai keinginan mereka.

        Open source software dikembangkan dengan cara yang terdesentralisasi dan kolaboratif, serta mengandalkan peer review dan produksi komunitas. Open source software sering kali lebih murah, lebih fleksibel, dan memiliki umur lebih panjang daripada software lainnya karena dikembangkan oleh komunitas daripada hanya satu penulis atau perusahaan saja.

        Baca Juga: Apa Itu Cron Job?

        Open source telah menjadi gerakan dan cara kerja yang melampaui produksi software itu sendiri. Gerakan open source menggunakan nilai-nilai dan model produksi yang terdesentralisasi dari open source software untuk menemukan cara baru dalam memecahkan masalah di komunitas atau industri mereka.

        Sejarah Open Source Software

        Selama tahun-tahun awal pengembangan software, programmer sering berbagi software untuk belajar satu sama lain dan mengembangkan bidang pemrograman komputer.

        Hal ini mendorong terciptanya Free Software Foundation (FSF) dan memasukkan program pengaturan huruf TeX David Knuth pada tahun 1979 dan sistem operasi GNU Richard Stallman pada 1983. Faktanya, browser web awal Netscape adalah software gratis dengan source code yang nantinya akan digunakan untuk membantu mengembangkan proyek open source software lainnya seperti Mozilla Firefox, browser web yang masih digunakan hingga saat ini.

        FSF kemudian digantikan oleh Open Source Initiative (OSI), yaitu sekelompok software developer yang membuat software untuk dibagikan, ditingkatkan, dan didistribusikan kembali secara bebas oleh orang lain. Gerakan open source tidak hadir begitu saja tanpa pencela. Misalnya, Jim Allchin dari Microsoft, yang pada tahun 2001 menyatakan bahwa OSI adalah "perusak kekayaan intelektual."

        Namun hari ini, Microsoft dan banyak perusahaan lainnya telah bergabung dengan gerakan open source software. Ini telah menciptakan perubahan besar dalam cara pandang dunia terhadap open source software.

        Beberapa kontributor proyek open source, penyandang dana dan nonprofit lainnya meliputi The Linux Foundation, WordPress Foundation, Creative Commons, Android Open Source Project, dan Mozilla Foundation.

        Bagaimana Cara Kerja Open Source Development Model?

        Open source development model adalah proses yang digunakan oleh proyek komunitas open source untuk mengembangkan open source software. Software ini kemudian dirilis di bawah lisensi open source sehingga siapa pun dapat melihat atau memodifikasi source code-nya.

        Banyak proyek open source di-host di GitHub, tempat Anda dapat mengakses repositori atau terlibat dalam proyek komunitas. Linux®, Ansible, dan Kubernetes adalah contoh proyek open source yang populer.

        Apa Saja Manfaat dari Open Source?

        Ada banyak alasan mengapa orang memilih open source daripada software berpemilik, yaitu:

        1. Peer review: Karena source code dapat diakses secara bebas dan komunitas open sourcce sangat aktif, source code terbuka secara aktif diperiksa dan diperbaiki oleh peer programmer. Anggap saja ini sebagai kode hidup, bukan kode yang tertutup dan menjadi stagnan;
        2. Transparansi: Apakah Anda perlu mengetahui secara persis jenis data apa yang dipindahkan ke mana, atau jenis perubahan apa yang terjadi dalam kode? Open source memungkinkan Anda untuk memeriksa dan melacaknya sendiri, tanpa harus bergantung pada janji vendor;
        3. Keandalan: Kode berpemilik bergantung pada penulis tunggal atau perusahaan yang mengendalikan kode itu agar tetap diperbarui, ditambal, dan berfungsi. Open source code hidup lebih lama dari penulis aslinya karena akan terus diperbarui melalui komunitas open source yang aktif. Standar terbuka dan peer review memastikan bahwa open source code diuji dengan tepat;
        4. Fleksibilitas: Karena penekanannya pada modifikasi, Anda dapat menggunakan open source code untuk mengatasi masalah yang unik untuk bisnis atau komunitas Anda. Anda tidak terkunci dalam menggunakan kode dengan satu cara tertentu, dan Anda dapat mengandalkan bantuan komunitas dan peer review saat menerapkan solusi baru;
        5. Biaya yang lebih rendah: Dengan open source, kode itu sendiri gratis sehingga apa yang Anda dapatkan saat menggunakan jasa perusahaan open source adalah dukungan, penguatan keamanan, dan membantu mengelola interoperabilitas;
        6. Tidak ada vendor lock-in: Ini merupakan kebebasan bagi pengguna, berarti Anda dapat membawa open source code Anda ke mana saja, dan menggunakannya untuk apa saja, kapan saja;
        7. Kolaborasi terbuka: Adanya komunitas open source yang aktif berarti Anda dapat menemukan bantuan, sumber daya, dan perspektif yang menjangkau lebih dari satu kelompok kepentingan atau satu perusahaan.

        Apa Saja Kekurangan dari Open Source Program?

        Walau lisensi open source telah membuat software secara umum lebih terjangkau dan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan software development, penggunaannya secara luas dianggap oleh banyak orang sebagai hal yang negatif. Hal ini disebabkan oleh minimnya regulasi yang dapat membuka pintu berbagai persoalan hukum.

        Selanjutnya, menentukan apa yang harus menjadi open source software dan apa yang harus menjadi close source software tetap menjadi topik yang hangat diperdebatkan.

        Untuk mencoba dan menyelesaikan perdebatan ini, komunitas open source telah menerapkan skema klasifikasi, biasanya, bergantung pada ketentuan copyleft untuk menentukan kasus penggunaan yang sesuai untuk open source software development model.

        Pada tahun 2008, pengadilan banding federal AS menetapkan bahwa lisensi OSS harus memiliki persyaratan yang mengikat secara hukum untuk setiap penggunaan materi berhak cipta.

        Jika end user melanggar standar ini, mereka akan kehilangan lisensi mereka dan, karena itu, dapat melanggar standar pelanggaran hak cipta, serupa dengan jika mereka menggunakan lisensi kepemilikan tanpa otorisasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: