PBB Ngamuk Tahu Mayat-mayat Tergeletak di Jalan Ulah Truk Militer, Pedemo: Tentara Memukuli Lalu...
Lima pengunjuk rasa tewas setelah truk militer menabrakkan dirinya pada kerumunan di ibu kota Myanmar, Minggu (5/12/2021). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan negara itu untuk bertanggung jawab karena menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil tak bersenjata.
"Mereka yang bertanggung jawab atas penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak proporsional terhadap warga sipil tak bersenjata harus dimintai pertanggungjawaban," kata Ramanathan Balakrishnan, koordinator residen PBB di Myanmar, kepada Reuters.
Baca Juga: Mobil Tentara Tabrak Pedemo dan 5 Tewas, Begini Seruan Keras PBB untuk Myanmar
Portal berita Myanmar Now mengatakan insiden itu terjadi beberapa menit setelah "flash mob" orang-orang yang memprotes kudeta militer 1 Februari telah terbentuk. Selain setidaknya lima kematian, 15 juga telah ditangkap.
Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah mengatakan pasukan keamanan membubarkan "kerusuhan yang melanggar hukum" dan menangkap delapan pengunjuk rasa. Dikatakan tiga orang terluka tetapi tidak menyebutkan kematian dan mengatakan mereka yang ditangkap akan menghadapi tindakan hukum.
Salah satu pengunjuk rasa pada Minggu (5/12/2021) mengatakan dia jatuh setelah ditabrak kendaraan sebelum melarikan diri.
"Seorang tentara memukuli saya dengan senapannya tetapi saya membela dan mendorongnya kembali. Kemudian dia langsung menembak saya ketika saya lari dengan pola zig-zag," pemrotes, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan kepada Reuters melalui telepon.
Mobil yang diduduki tentara menabrak massa dari belakang, kata dua saksi. Tentara mengejar pengunjuk rasa yang berhamburan menangkap dan memukuli beberapa orang.
Beberapa terluka dengan luka di kepala dan tidak sadarkan diri, menurut para saksi.
Seorang juru bicara militer tidak menanggapi upaya Reuters untuk menghubunginya untuk mengomentari insiden tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto