Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dirut Baru PLN Siap Lanjutkan Tranformasi, Transisi Energi hingga Atasi Oversupply Listrik

        Dirut Baru PLN Siap Lanjutkan Tranformasi, Transisi Energi hingga Atasi Oversupply Listrik Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, akan melanjutkan transformasi di segala lini untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan sehingga dapat mendongkrak perekonomian nasional. Hal ini menjadi salah satu amanat pemerintah kepada Darmawan saat dilantik sebagai nakhoda PLN.

        "Tadi kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk melanjutkan transformasi PLN," kata Darmawan, saat berbicang dengan awak media, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (6/12).

        Baca Juga: RUPS PLN Mengangkat Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PLN

        Menurut Darmawan, PLN akan memperkokoh fondasi yang sudah diletakkan oleh Dirut PLN sebelumnya Zulkifli Zaini, yaitu transformasi korporasi di segala lini.

        "Kami sepenuh hati akan menjalankan arahan Bapak Presiden, kebijakan strategis yang diberikan oleh Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan, dengan meneruskan program yang telah dijalankan oleh BoD PLN di bawah kepemimpinan Pak Zulkifili Zaini yang luar biasa," kata pria yang pernah menjabat sebagai Komisaris PLN pada 2018-2019 ini.

        Sejak April 2020, PLN menjalankan program Transformasi sebagai langkah penting perusahaan, melalui 4 pilar, yakni Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused. Restrukturisasi korporasi juga akan terus dijalankan agar perusahaan makin lincah dalam menghadapi tantangan.

        Darmawan mengungkapkan, tranformasi dilatarbelakangi arahan Presiden Jokowi dan kebijakan pemerintah dalam mengelola secara optimal cadangan daya, mempersiapkan transisi energi, menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca-Covid-19.

        Dalam transisi energi ini, tantangan sektor ketenagalistrikan akan menjadi makin kompleks dan dituntut melakukannya tanpa membebani APBN dan masyarakat sehingga target Net Zero Emission pada 2060 seperti yang dicanangkan pemerintah mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia. Untuk menunjang target tersebut, pemerintah telah mengesahkan RUPTL 2021-2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit berbasis EBT sebesar 51 persen.

        "Ini tugas khusus, masa transisi ini harus berjalan dengan smooth. Investasi, inovasi, teknologi, dan kolaborasi akan kami galakkan. Tentunya sesuai dengan arahan Presiden, proses transisi juga jangan membebani APBN," ujar lulusan program Post Doctoral di Nicholas Institute Duke University, Amerika Serikat ini.

        Tiga strategi utama atasi oversupply listrik

        Tak hanya melanjutkan transformasi dan transisi energi, Darmawan juga mendapat tugas mengatasi kelebihan pasokan listrik (oversupply). Untuk mengatasi hal ini, Darmawan memiliki tiga strategi utama yang akan dijalankan PLN.

        "Tadi kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk kami di PLN bisa menyelesaikan kondisi oversupply," kata Darmawan.

        Strategi pertama, kata dia, adalah memasifkan kendaraan listrik dan meningkatkan electrifiying lifestyle. Dengan penggunaan kendaraan listrik, lanjut Darmawan, selain bisa meningkatkan konsumsi listrik nasional, juga bisa meningkatkan efisiensi masyarakat dari sisi pengeluaran biaya energi.

        Bayangkan saja, dengan 1 kwh listrik seharga Rp1.444,7 bisa menempuh 10 km. Jika dibandingkan BBM, untuk 1 liter bensin seharga Rp9.000 dengan jarak tempu yang sama. "Ini jauh lebih hemat bagi masyarakat. Juga di satu sisi, langkah ini juga akan berdampak pada neraca perdagangan kita dengan mengurangi beban impor minyak mentah," ujar Darmawan.

        Kedua, PLN juga makin fokus menggiatkan program electriying agriculture dengan menyasar para petani dan petambak. Dengan program ini, PLN menggantikan alat operasional pertanian dan petambak ikan yang tadinya berbasis diesel menjadi berbasis listrik.

        "Petani dan petambak jadi lebih hemat dan peralatan jauh lebih tidak bising dan bisa meningkatkan produktivitas petani dan petambak," ujar Darmawan.

        Ketiga, kata dia, PLN menyasar captive market. Selama ini, masih banyak industri yang menggunakan pembangkit listrik sendiri. PLN menawarkan untuk industri beralih ke listrik PLN agar lebih efisien dalam sisi operasional.

        "Dengan menyerahkan pasokan listrik ke PLN, industri bisa lebih fokus dalam mengoptimalkan produksi dan utilitasnya," kata Darmawan.

        Tentunya, PLNĀ  harus bekerja sama dan kolaborasi dengan para stakeholder agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Lebih dari itu, langkah tersebut akan dikoordinasikan dan diharmonisasikan dengan kebijakan kementerian sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh industri dan masyarakat.

        "Kami mohon dukungan, bimbingan, masukan, kerja sama, dan kolaborasi sehingga kehadiran PLN makin memberikan manfaat dan kebaikan bagi negeri," tambahnya.

        Darmawan juga berjanji akan melanjutkan apa yang sudah dicanangkan dalam transformasi PLN untuk mencapai visi bersama seluruh anggota perusahaan. "Tentu kepemimpinan Pak Zulkifli Zaini sudah membangun fondasi transformasi ini akan kami lanjutkan agar visi perusahaan dapat tercapai dan PLN akan terus menerangi Indonesia," ucap Darmawan.

        Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tahun 2021 memutuskan mengangkat dan menetapkan Darmawan sebagai Direktur Utama PLN, menggantikan Zulkifli Zaini. Surat Keputusan RUPS disampaikan oleh Menteri BUMN di Kantor Pusat PT PLN (Persero) di Jakarta dan berlaku sejak 6 Desember 2021.

        Dalam acara tersebut turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Deputi Kementerian BUMN, jajaran Komisaris PLN, dan seluruh Direksi PLN.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: