Awas! Adu Otot Amerika dan Rusia Bisa Pecah Jika Ukraina Benar Diacak-acak
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (7/12/2021) bahwa Barat akan memberlakukan "tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat" di Rusia jika menyerang Ukraina. Sementara Putin menuntut jaminan bahwa NATO tidak akan memperluas lebih jauh ke timur.
Kedua pemimpin mengadakan dua jam pembicaraan virtual tentang Ukraina dan perselisihan lainnya dalam panggilan video tentang hubungan AS-Rusia. Situasi yang telah merosot ke titik terendah sejak berakhirnya Perang Dingin lebih dari tiga dekade lalu.
Kremlin, yang mengatakan sebelum pertemuan Selasa bahwa mereka tidak mengharapkan terobosan apapun, telah membantah menyembunyikan niat untuk menyerang Ukraina dan mengatakan postur pasukannya defensif.
Para pejabat AS mengatakan sebelum konferensi video bahwa Biden akan memberi tahu Putin bahwa Rusia dan bank-banknya dapat terkena sanksi terberat jika menyerang Ukraina.
Sanksi, yang menurut satu sumber dapat menargetkan bank terbesar Rusia dan kemampuan Moskow untuk mengubah rubel menjadi dolar dan mata uang lainnya, dirancang untuk mencegah Putin menggunakan puluhan ribu tentara yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina untuk menyerang tetangga selatannya.
"Hal-hal yang tidak kami lakukan pada tahun 2014 kami siap untuk melakukannya sekarang," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kepada wartawan setelah panggilan telepon, merujuk pada pencaplokan Krimea oleh Rusia dari Ukraina.
Biden "langsung dan lugas" dengan Putin, kata Sullivan, mengatakan kepada pemimpin Rusia itu bahwa Amerika Serikat dan sekutu Eropa akan memberikan kemampuan pertahanan tambahan ke Ukraina, serta memperkuat sekutu NATO di wilayah tersebut.
“Ada banyak memberi dan menerima, tidak ada goyangan jari, tetapi presiden sangat jelas di mana Amerika Serikat berdiri dalam semua masalah ini,” kata Sullivan.
Kremlin mengatakan Putin mengatakan kepada Biden bahwa salah meletakkan semua tanggung jawab di pundak Rusia untuk ketegangan saat ini.
Moskow telah menyuarakan kejengkelan yang meningkat atas bantuan militer Barat ke Ukraina, sesama bekas republik Soviet yang telah condong ke Barat sejak pemberontakan rakyat menggulingkan presiden pro-Rusia pada 2014, dan apa yang disebutnya sebagai ekspansi NATO yang merayap.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: