Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Ketum PBNU: Ikhlas Berjuang, Sosok Ini Dianggap Ideal Jadi Pemimpin

        Bursa Ketum PBNU: Ikhlas Berjuang, Sosok Ini Dianggap Ideal Jadi Pemimpin Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi -

        Organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) akan menggelar muktamar ke-34 di Lampung pada 23-25 Desember 2021 mendatang. Muktamar memiliki agenda besar yakni menentukan Ketua Umum dan Rais Aam untuk periode selanjutnya. 

        "Momentum Muktamar NU ke-34, di Lampung nanti bukanlah agenda pertahankan atau merebut kekuasaan di NU untuk masa periode ke depan. Tapi momentum merumuskan skema perjuangan NU, dan menyiapkan kepemimpinan sejarah yang tepat untuk melaksanakan amanah perjuangan," kata Mantan Asisten Pribadi Ketua PBNU, Kiai Hasyim Muzadi, Fairouz Huda, Sabtu, 11 Desember 2021. 

        Fairouz mengaku prihatin dengan situasi jelang muktamar NU ke-34 saat ini. Menurutnya para elit NU menunjukkan tingkah akrobatik perebutan pemilik suara yang sangat mencolok. Bahkan dianggap tidak beradab. Padahal adab merupakan pegangan utama di tubuh NU. 

        Baca Juga: Pengamat Blak-blakan: Kalau Gus Yahya Menang, Kemungkinan NU Bakal Ubah Haluan

        "Memilih pemimpin, harus didasari atas hasil riyadloh para Kyai. Dan dilengkapi dengan kriteria kepemimpinan, berbasis pada sebuah gagasan, yang menjangkau masa depan. Bukan grudak gruduk dengan tekanan politik, lebih-lebih na'udzubillah dengan transaksi suara melalui materi," ujar Fairouz. 

        Fairouz menyebut akar rumput NU sempat bersyukur saat mendengar pernyataan Mantan Katib 'Am PBNU, Kiai Malik Madani dan Ketua Umum PP PERGUNU Kiai Asep Saifuddin Chalim bahwa Kiai As'ad Said Ali ikut menjadi kandidat Ketua Umum PBNU.

        Sosoknya sebagai mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-2015. Lalu, pernah juga menjabat sebagai mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) era Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur dinilai cukup kompeten. 

        "Jika Kiai Asad bersedia, sungguh ini akan menjadi oase di tengah dinamika ambisius dari ke dua kelompok kandidat lain yang penuh dengan drama akrobatik menjelang pelaksanaan Muktamar, apalagi pada saat hari pelaksanaannya nanti," ujar Fairouz. 

        Menurutnya, sosok Kiai As'ad sangat konsisten dalam merintis tradisi kaderisasi NU meski saat ini tidak ada dalam struktur. Pengalaman dia saat mendampingi Kiai Hasyim Muzadi, seringkali sang miao memberikan cerita positif sosok Miai As'ad. 

        "Siapa yang tidak tahu tentang keikhlasan Kiai As'ad Said Ali dalam merintis tradisi kaderisasi di NU dengan PKPNU-nya. Bahkan meskipun beliau tidak ada dalam struktur, tetap konsisten mengawal proses ibadah kaderisasi yang dilakukan se Indonesia ini.  Semisal, bagaimana Abah (Kiai Hasyim Muzadi) bercerita tentang perjuangan membangun Gedung PBNU, dimana Kiai As'ad mengambil peran penting dalam pelaksanaannya. Begitu pun dengan program merintis media berbasis digital seperti nuonline," kata Fairouz. 

        Fairouz pun bercerita pada Jumat, 10 Desember 2021 dia berkomunikasi dengan salah satu kiai panutan di Jatim. Dia meminta arahan terkait munculnya nama Kiai As'ad dalam bursa calon ketua umum PBNU. Setelah berpikir panjang dan melalui berbagai pertimbangan. Sosok Kiai panutan itu langsung memberikan restu dan dukungannya kepada Kiai As'ad Ali.

        Baca Juga: Waduh! Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama Desak Jokowi Copot Yaqut Cholil Quomas dari Posisi Menag

        "Keikhlasan berjuang di NU menjadi ukuran fundamental dalam menentukan kepemimpinan ormas terbesar se-dunia ini. Bukan ukuran materialistik, dan irisan politik. Guru saya tidak langsung memberi jawaban. Butuh satu hari satu malam untuk mendapatkan arahan beliau. Dan Alhamdulillah siang ini beliau memberi jawaban dengan merestui saya untuk terlibat mengawal Kiai Asad dalam proses bermuktamar nanti," kata Fairouz. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: