Ketika berbicara tentang Virtual Reality (VR), banyak dari kita berpikir tentang film fiksi ilmiah "Ready Player One" garapan sutradara kenamaan Steven Spielberg. Namun, kenyataannya adalah bahwa saat ini, teknologi ini benar-benar menyatu dengan kehidupan kita sehari-hari. VR sudah digunakan dalam video game, kedokteran, pendidikan. Akan tetapi, apa itu sebenarnya Virtual Reality?
Jadi, Apa Itu Virtual Reality?
Virtual Reality (VR) adalah lingkungan yang dibuat oleh komputer dengan pemandangan dan objek yang tampak nyata sehingga membuat pengguna merasa tenggelam dalam lingkungannya. Lingkungan ini dirasakan melalui perangkat yang dikenal sebagai headset atau helm Virtual Reality. VR memungkinkan kita membenamkan diri dalam video game seolah-olah kita adalah salah satu karakternya, mempelajari cara melakukan operasi jantung, atau meningkatkan kualitas pelatihan olahraga untuk memaksimalkan kinerja.
Baca Juga: Apa Itu Mixed Reality?
Meskipun ini mungkin tampak sangat futuristik, asal-usulnya tidak sebaru yang kita kira. Faktanya, banyak orang menganggap bahwa salah satu perangkat Virtual Reality pertama disebut Sensorama, mesin dengan kursi built-in yang memutar film 3D, mengeluarkan bau dan menghasilkan getaran untuk membuat pengalaman sejelas mungkin. Penemuan ini sudah ada sejak pertengahan 1950-an. Perkembangan teknologi dan software selama tahun-tahun berikutnya membawa serta evolusi progresif, baik dalam perangkat maupun dalam desain interface.
Teknologi Virtual Reality
Komponen Virtual Reality yang paling langsung dikenali adalah head-mounted display (HMD). Manusia adalah makhluk visual, dan teknologi tampilan sering kali merupakan satu-satunya perbedaan terbesar antara sistem Virtual Reality yang imersif dengan user interface tradisional. Misalnya, lingkungan virtual otomatis CAVE secara aktif menampilkan konten virtual ke layar berukuran ruangan. Meskipun akan menyenangkan bagi orang-orang di universitas dan laboratorium besar, produk ini masih belum cocok dikonsumsi konsumen biasa.
Dengan banyaknya pilihan hardware dan software yang muncul, masa depan perangkat VR masih belum diketahui secara pasti. Perangkat seperti HTC Vive Pro Eye, Oculus Quest, dan Playstation VR telah memimpin pasar, tetapi ada juga pemain lainnya seperti Google, Apple, Samsung, dan Lenovo yang mungkin mengejutkan industri dengan tingkat imersif dan kegunaan baru. Siapa pun yang unggul, kesederhanaan membeli perangkat berukuran helm yang dapat digunakan di ruang tamu, kantor, atau lantai pabrik telah membuat HMD menjadi pusat perhatian dalam hal teknologi Virtual Reality.
Fitur dan Sistem Virtual Reality
Ada banyak jenis sistem Virtual Reality yang berbeda, tetapi semuanya memiliki karakteristik yang sama seperti kemampuan untuk memungkinkan orang melihat gambar tiga dimensi. Gambar-gambar ini tampak seukuran orang tersebut.
Ditambah mereka dapat berubah saat orang tersebut bergerak di sekitar lingkungan mereka yang sesuai dengan perubahan bidang penglihatan mereka. Tujuannya adalah untuk menggabungkan gerakan kepala dan mata orang tersebut dengan mulus dan respons yang tepat, misalnya perubahan persepsi. Ini memastikan bahwa lingkungan virtual ini terlihat realistis dan menyenangkan.
Lingkungan virtual harus mampu memberikan tanggapan yang tepat secara real time saat orang tersebut menjelajahi lingkungan mereka. Masalah muncul ketika ada penundaan antara tindakan orang tersebut dan respons sistem atau latensi yang kemudian mengganggu pengalaman mereka. Orang tersebut menjadi sadar bahwa mereka berada dalam lingkungan buatan dan menyesuaikan perilaku mereka sehingga menghasilkan bentuk interaksi mekanis yang kaku.
Tujuannya adalah untuk membentuk interaksi yang alami dan mengalir bebas sehingga akan menghasilkan pengalaman yang tak terlupakan.
Masa Depan Virtual Reality
Virtual Reality adalah salah satu teknologi dengan proyeksi potensi pertumbuhan tertinggi. Menurut perkiraan terbaru dari IDC Research (2018), investasi dalam VR dan AR akan berlipat ganda selama empat tahun ke depan, hingga mencapai 15,5 miliar euro pada tahun 2022. Selain itu, kedua teknologi ini akan menjadi kunci bagi rencana transformasi digital perusahaan dan pengeluaran mereka di bidang ini akan melebihi pengeluaran sektor konsumen pada tahun 2019. Oleh karena itu, diharapkan pada tahun 2020 lebih dari setengah perusahaan Eropa yang lebih besar akan memiliki strategi VR dan AR.
Saat ini, pasar menuntut aplikasi yang dapat melampaui rekreasi, pariwisata, atau pemasaran dan lebih terjangkau bagi pengguna. Virtual interface juga perlu ditingkatkan untuk menghindari cacat seperti kliping yang membuat benda padat tertentu tampak seolah-olah dapat dilewati. Atau untuk meminimalkan efek yang dihasilkan VR pada manusia, di antaranya mabuk perjalanan, yang terdiri dari pusing yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara gerakan tubuh kita dengan apa yang dilihat di dunia maya.
Perusahaan teknologi besar sudah bekerja untuk mengembangkan headset yang tidak memerlukan kabel dan yang memungkinkan gambar dilihat dalam resolusi HD. Mereka sedang mengembangkan headset Virtual Reality dalam resolusi 8K dan dengan prosesor yang jauh lebih kuat. Bahkan ada pembicaraan bahwa dalam beberapa tahun ke depan mereka bisa mengintegrasikan Artificial Intelligence. Standar 5G terbaru juga dapat memberikan skenario yang sangat menarik untuk evolusi VR itu sendiri. Standar ini akan memungkinkan lebih banyak perangkat dan komunitas pengguna yang besar untuk dapat terhubung. Selain itu, latensinya yang hampir tidak terlihat akan memungkinkan konsumen menerima gambar secara real time, hampir seolah-olah mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Semua ini berarti Virtual Reality bukan lagi menjadi teknologi sci-fi. VR dapat terintegrasi ke dalam zaman ini dan, di tahun-tahun mendatang, VR akan mengarah pada kemajuan yang akan membentuk masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: