Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Limbah Beracun Tewaskan 6 Pekerja Pabrik di India

        Limbah Beracun Tewaskan 6 Pekerja Pabrik di India Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Enam pekerja di sebuah pabrik di India tewas dan lebih dari 20 orang dibawa ke rumah sakit pada Kamis setelah menghirup gas beracun yang disebabkan oleh pembuangan limbah bahan kimia ilegal.

        Peristiwa itu diungkapkan oleh para petugas daerah setempat.

        Bencana gas beracun itu terjadi di kota industri Surat di Negara Bagian Gujarat sekitar pukul 04.00 waktu setempat.

        Para pekerja berada di pabrik saat sejumlah bahan kimia dibuang di dekat lokasi itu, kata polisi dan seorang petugas pemadam kebakaran.

        "Bahan kimia dibuang secara ilegal dari sebuah kapal tanker ke sungai dekat pabrik, yang mungkin bereaksi dengan bahan kimia lain di dalam air dan menciptakan gas beracun," kata kepala departemen pemadam kebakaran Surat Municipal Corporation, Basant Pareek, kepada Reuters.

        "Para pekerja menghirup gas dan mulai merasa sesak napas. Ketika kami sampai di tempat kejadian, para pekerja ditemukan pingsan di jalan dalam upaya mereka untuk menyelamatkan diri," ujarnya.

        Enam pekerja meninggal sementara 23 orang dirawat di rumah sakit. Tujuh di antara mereka yang dirawat berada dalam kondisi kritis dan dipasangi ventilator, kata Pareek.

        Pejabat tinggi kepolisian India Sharad Singhal mengatakan para petugas sedang menyelidiki peristiwa itu tetapi belum melakukan penangkapan.

        "Ini bukan kebocoran gas yang tidak disengaja. Bahan kimia berbahaya sedang dalam keadaan dibuang saat insiden itu terjadi," katanya.

        India sebelumnya pernah mengalami bencana industri terburuk di dunia pada 1984 ketika gas metil isosianat bocor dari pabrik pestisida milik American Union Carbide Corporation di Kota Bhopal. Peristiwa kebocoran gas itu menewaskan lebih dari 5.000 orang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: