Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perusahaannya Kehilangan Omzet Triliunan Rupiah, Low Tuck Kwong Habiskan Rp4 Miliar Lebih untuk...

        Perusahaannya Kehilangan Omzet Triliunan Rupiah, Low Tuck Kwong Habiskan Rp4 Miliar Lebih untuk... Kredit Foto: Forbes
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Taipan batu bara, Low Tuck Kwong, kembali membelanjakan uang bernilai miliaran rupiah untuk memborong saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Selama periode 10 hingga 14 Januari 2022, Low Tuck Kwong membeli total 157.400 lembar saham BYAN.

        Saham-saham tersebut ia beli di harga Rp28.015,33 per saham. Nilai keseluruhan atas transaksi pembelian saham tersebut mencapai lebih daru Rp4,41 miliar. Low Tuck Kwong menyebut, transaksi dilakukan atas tujuan investasi dengan status kepemilikan saham secara langsung.  Baca Juga: Dilarang Ekspor Batu Bara, Low Tuck Kwong: Omzet Bayan Resources Lenyap Rp3,7 Triliun dalam Sebulan

        "Jumlah saham dan persentase kepemilikan saham sebelum transaksi adalah 1.840.271.230 saham atau 55,21% dan setelah transaksi adalah 1.840.428.630 saham atau 55,21%," jelasnya dalam keterbukaan informasi, Senin, 17 Januari 2022.

        Low Tuck Kwong dikenal sebagai konglomerat yang paling royal membeli saham perusahaan miliknya, yakni Bayan Resources. Hal itu mengingat Low Tuck Kwong tak sekali ini saja merogoh kocek fantastis untuk memborong saham emiten bersandi BYAN itu. Contoh kecilnya saja, pada awal tahun 2022 ini Low Tuck Kwong telah membeli 331.700 lembar saham BYAN selama periode 3 hingga 7 Januari 2022. Harga pembelian ia tetapkan sebesar Rp26.383,12 per saham atau seluruhnya senilai lebih dari Rp8,75 miliar.

        BYAN merupakan emiten yang bergerak di bidang tambang batu bara. Baru-baru ini, BYAN melaporkan bahwa perusahaan mengalami kehilangan pendapatan hingga US$260 juta atau setara dengan Rp3,72 triliun pada bulan Januari 2022 akibat adanya larangan ekspor batu bara oleh pemerintah selama Januari 2022. 

        "BYAN dan anak perusahaan harus melakukan negosiasi dengan para pelanggannya untuk melakukan penjadwalan ulang atas pengiriman batu bara yang tidak dapat dikirimkan tersebut," tegas manajemen, Senin, 17 Januari 2022.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: