Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alasan Erick Thohir Tidak Memasukan Bulog Ke Holding BUMN Pangan, Ternyata...

        Alasan Erick Thohir Tidak Memasukan Bulog Ke Holding BUMN Pangan, Ternyata... Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ungkap alasan tidak memasukan Perum Bulog dalam Holding BUMN Pangan (ID Food).

        Tidak masuknya Perum Bulog dalam holding pangan karena keduanya memiliki tugas yang berbeda dalam mengurus pangan nasional.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: CRRC Group, BUMN Induk China yang Membawahi 30 Perusahaan

        Erick mengatakan  Bulog akan bertugas sebagai stabilisator harga di pasaran dengan cara intervensi pasar membeli barang dengan nilai tertentu dan masuk ke cold storage untuk stabilitas harga pangan.

        “Lalu apa fungsi ID FOOD atau Holding Panagan kita? Ini yang untuk dibentuk fokus ke market jadi beda dengan Bulog yang stabilisator, ini kenapa kita konsolidasi, Sang Hyang Seri di merger dengan Pertani, Perinus-Perindo kita merger,” ujar Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (25/1/2022).

        Selain itu, terkait orientasi pasar pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait arah dari Perinus-Perindo. 

        Dalam hal ini, pihaknya telah memberlakukan standarisasi produk gurita untuk bisa diekspor di luar negeri dan tidak perlu lagi bersaing dengan nelayan melainkan harus menjadi off taker

        “Kita rapat dengan Menteri KKP, Perinus-Perindo gak perlu lagi punya kapal yang bersaing dengan nelayan, tapi harus jadi off taker, dan dampingi ini nelayan dengan produk yang bisa distandarisasi. Contoh gurita, sekarang dari Perinus sudah bisa diupgrading gurita di standarin size yang benar, di steam lalu di vacuum, kita kirim ke banyak negara di luar negeri,” tuturnya.

        Sementara itu, Sang Hyang Seri bisa memulai produksi beras dengan kualitas tinggi lalu dikemas dengan metode vacuum, sehingga bisa diekspor ke timur tengah.

        “Jadi peran holding pangan kita ini off-taker, tak lagi menyaingi petani, peternak, nelayan. Ini memang perlu konsolidasi bertahap, tapi kalau mau bisa kita contoh itu program Makmur,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: