Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Komunitas Otomotif Dukung Rencana Penyesuaian Harga Pertamax

        Komunitas Otomotif Dukung Rencana Penyesuaian Harga Pertamax Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah komunitas otomotif setuju jika harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dinaikkan. Setelah sebelumnya Club Ayla Indonesia (CAI) tidak keberatan, kali ini dukungan datang dari Mercedes Benz W204 Club Indonesia (MB W204 CI). 

        “Saya puas dengan Pertamax. Saya mendukung kalau ada rencana harganya disesuaikan. Saya gak akan berpaling. Saya tetap beli karena memang the best untuk mobil saya,” tegas Presiden MB W204 CI, Rahmat Priana Mustafa kepada media hari ini. 

        Bagi member komunitas MB W204 CI, lanjut Rahmat, BBM RON tinggi tersebut memang membuat performa kendaraan menjadi optimal. Selain itu, juga sangat ramah lingkungan, sehingga lebih positif untuk generasi mendatang. 

        Baca Juga: Agar Pertamina Tak Ambruk, Perlu Upaya Penyesuaian Harga BBM Non Subsidi Pertalite dan Pertamax 92

        “Dalam komunitas, kami sering berdiskusi tentang BBM. Selain itu, bengkel-bengkel yang biasa merawat kendaraan kami juga menganjurkan untuk memakai BBM oktan tinggi guna memelihara performa dan keawetan mesin serta menjaga lingkungan,” jelas Rahmat.

        Untuk itulah Rahmat juga mengajak masyarakat, terutama yang berkecukupan dan peduli lingkungan, untuk turut menggunakan BBM jenis Pertamax tersebut. Rahmat juga mengaku membagi pengalaman dengan member-member lain sebagai edukasi. “Kami akan sampaikan, bahwa BBM RON tinggi paling cocok bagi anggota MB W204 CI,” lanjut Rahmat.  

        Sekjen MB W204 CI Michihiro Suryanto juga sependapat. Menurut Suryanto, dia merasakan sendiri manfaat BBM oktan tinggi. Dengan demikian, jika suatu saat harganya disesuaikan, dirinya tidak akan pindah ke produk lain. “Sampai saat ini belum terpikir pindah dari Pertamax, karena saya rasakan sendiri manfaatnya. Dan penyesuaian harga juga membantu Pertamina untuk menyediakan produk dan layanan ke seluruh Indonesia” ujarnya. 

        "BBM berkualitas menjaga kinerja mesin. Pembakaran cukup sempurna dan tarikannya jauh lebih ringan. Jadi, meski harga BBM RON tinggi memang relatif di atas, tetapi worth it. Malah untung karena lebih irit,” lanjut Suryanto. 

        Baca Juga: Penghapusan Premiun dan Pertalite Berdampak ke Daya Beli dan Inflasi

        Di sisi lain, jelas Suryanto, Pertamina sudah banyak membantu masyarakat dalam dua tahun ini, dengan tidak menaikkan harga Pertamax, terlebih saat pandemi. Masyarakat telah terbantu dan saat ini keadaan telah jauh lebih baik, sehingga timing-nya sudah pas. 

        Tidak seperti SPBU asing yang beberapa kali menaikkan harga, Pertamina memang hampir dua tahun tetap mempertahankan harga jual Pertamax. Sepanjang 2021 misalnya, Shell termonitor lima kali menaikkan harga BBM, yaitu pada April, Juli, Oktober, November, dan Desember. Dan lagi-lagi per 1 Februari 2022, Shell kembali menaikkan harga BBM. 

        Dengan kenaikan tersebut, saat ini Shell menjual Shell Super (RON 92) dengan harga Rp12.990 per liter. Padahal, pada Januari 2022, Shell masih menjual pada harga Rp12.040. Harga tersebut tentu jauh lebih tinggi dibandingkan Pertamax keluaran Pertamina, yang saat ini masih dijual pada level Rp9.000 per liter.

        Kenaikan harga BBM di berbagai SPBU swasta, memang dipicu melonjaknya harga minyak dunia. Jenis Brent, misalnya, sudah menyentuh level USD 91,46 per barel. Harga tersebut adalah rekor dan merupakan tertinggi sejak 2014.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: