Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fadli Zon Hingga Cak Imin Lontarkan Kritik Terkait Penangkapan Warga Desa Wadas

        Fadli Zon Hingga Cak Imin Lontarkan Kritik Terkait Penangkapan Warga Desa Wadas Kredit Foto: Instagram/Fadli Zon
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Adanya rencana penambangan batu andesit di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menimbulkan konflik. Telah dikabarkan, bahwa kepolisian telah mengamankan beberapa warga buntut pecahnya konflik tersebut.

        Politikus Gerindra, Fadli Zon, memberikan tanggapannya. Menurutnya, cara-cara represif tersebut kerap ditunjukan kepada rakyat. Padahal, kata Fadli, bumi, air, dan kekayaan di dalamnya mustinya diperuntukan untuk kemakmuran rakyat.

        Baca Juga: Geramnya Cak Imin Pada Insiden Penyerbuan Oknum Aparat Kepolisian Bersenjata Lengkap ke Desa Wadas

        "Sebenarnya pembangunan ini untuk siapa? Padahal bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya seharusnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (perintah konstitusi)," cuit Fadli Zon di Twitter, dikutip Wartaekonomi.co.id.

        Tak cuman Fadli Zon. Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar juga ikut memberikan komentarnya. Cak Imin, begitulah sapaan akrabnya, merasa prihatin terkait kejadian tersebut.

        “Prihatin dan harus ada solusi. Musyawarah,” kata Cak Imin dikutip dari akun Twitter resminya.

        Lebih lanjut, ia juga menyebut cara-cara represif macam begitu tidaklah benar. Ia juga menyebut, alangkah lebih baiknya menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah, bukan malah dengan tindakan represif.

        “Kekerasan seperti di Wadas harus dihindari. Apa pun alasan yang digunakan aparat, tindakan represif tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.

        Oleh karenanya, dia merasa harus ada pihak penengah agar peristiwa semacam itu tidak terulang.

        Sebagai informasi, aparat keamanan telah direrjunkan untuk membantu pengukuran lahan bagi warga yang telah setuju rumahnya diganti untung untuk proyek pembangunan yang direncanakan, salah satunya penambangan batu amdesit.

        Tetapi untuk pelaksanaan proyek tersebut, banyak warga yang melakukan penolakan dengan melakukan berbagai aksi. Alhasil, konflik warga dengan aparat kepolisian tak terhindarkan.

        Mengutip rilis dari Warga yang membentuk sebuah aliansi bernama Gerakan Pencinta Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA) dan diterbitkan akun @Wadas_Melawan, kepolisian telah memasuki Desa Wadas sejak Selasa, 8 Februari 2022. Menggunakan peralatan lengkap, kepolisan merobek poster-poster bentuk protes masyarakat Wadas. Kepolisian juga menangkap beberapa warga yang dianggap menghambat proses pengukuran. Hingga pukul 18:45 (8/02/2022) malam, telah ada 60 orang yang ditangkap polisi.

        "Sampai saat ini sudah ada 60 an orang ditangkap" cuit akun tersebut dikutip Wartaekonomi.co.id.

        Dilain pihak, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Iqbal Alqudusy membenarkan jika kepolisian menangkap beberapa warga Wadas. Menurutnya, itu dilakukan karena warga yang ditangkap membawa senjata tajam

        "Sebanyak 23 orang yang membawa senjata tajam tersebut kemudian dibawa ke Polsek Bener," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Iqbal Alqudusy dikutip dari Suara.com (8/2/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Adrial Akbar
        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: