Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perbankan Eropa Khawatir Sistem Pembayaran Jadi Korban Krisis Rusia-Ukraina

        Perbankan Eropa Khawatir Sistem Pembayaran Jadi Korban Krisis Rusia-Ukraina Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Frankfurt -

        Di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina, UniCredit Italia telah mundur dari akuisisi potensial di Rusia. Sedangkan Raiffeisen Bank International Austria mengesampingkan ketentuan risiko karena takut akan adanya sanksi terhadap Rusia.

        Apa yang kini paling ditakuti oleh bank-bank di Eropa adalah bahwa Rusia dilarang menggunakan sistem pembayaran yang banyak digunakan. Ini adalah salah satu yang menggambarkan langkah yang bakal menjadi bom atom bagi industri keuangan karena akan mencegah pembayaran utang.

        Baca Juga: Rusia Buat Peraturan Cryptocurrency, Kini Dianggap Sebagai Analog Mata Uang Dibanding Aset Digital

        Berikut yang dipertaruhkan bagi bank-bank Eropa, sebab krisis tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

        1) Bank negara mana yang paling berpengaruh pada Rusia?

        Bank-bank di Italia, Prancis, dan Austria adalah pemberi pinjaman internasional paling terbuka di dunia ke Rusia.

        Menurut angka dari Bank for International Settlements (BIS), bank Italia dan Prancis masing-masing memiliki klaim luar biasa sekitar 25 miliar dolar AS di Rusia pada kuartal III 2021. Bank-bank Austria memiliki 17,5 miliar dolar AS. Klaim itu lebih besar dibandingkan dengan 14,7 miliar dolar AS untuk Amerika Serikat.

        Menurut JPMorgan, bank-bank Eropa dengan anak perusahaan di Rusia paling berisiko terkena sanksi. Studi bank investasi menunjukkan beberapa bank, termasuk UniCredit, RBI, Societe Generale Prancis, dan ING dari Belanda, memiliki eksposur penting ke Rusia.

        2) Apa sanksi yang berlaku saat ini?

        Sebagai reaksi atas pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014, dan pada tahun-tahun berikutnya, AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi yang mencakup memasukkan orang-orang tertentu ke dalam daftar hitam.

        Sanksi itu berusaha membatasi akses lembaga keuangan milik negara Rusia ke pasar modal Barat, memberlakukan larangan perdagangan senjata, dan batasan lain pada perdagangan teknologi, seperti untuk sektor minyak. Selama periode itu, eksposur bank asing ke Rusia telah berkurang lebih dari setengahnya, menurut data BIS.

        3) Apa sanksi baru yang disinggung Barat untuk Rusia?

        Bank-bank Eropa mengamati dengan cermat undang-undang AS untuk memberikan sanksi kepada Rusia. RUU Senat akan menargetkan bank-bank Rusia yang paling signifikan dan utang negara Rusia.

        Sementara itu, di Eropa, para perunding mengatakan mereka siap untuk menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran kepada Rusia jika Rusia menginvasi Ukraina. Meski begitu, para pejabat dan diplomat mengatakan ancaman itu tergantung pada negosiasi kompleks yang melibatkan 27 negara anggota yang masih jauh dari selesai. Negosiasi dilakukan secara rahasia.

        Menurut seorang ahli di Jenner and Block, kelompok investigasi, kepatuhan dan pertahanan, Paul Feldberg, sleain memperluas lingkaran lembaga keuangan Rusia, langkah-langkah kemungkinan besar mencakup upaya menjaga sektor energi Rusia gar tak berekmbang. Sanksi ijuga akan berupa memasukkan orang dan perusahaan yang bersekutu dengan Presiden Vladimir Putin ke daftar hitam.

        "Kami cenderung melihat lebih banyak individu dan entitas yang ditunjuk daripada yang telah kami lihat sebelumnya," kata Feldberg.

        4) Apa yang menjadi perhatian terbesar bagi para pemimpin Eropa?

        Kekhawatiran utama adalah bahwa Rusia terputus dari sistem pembayaran global SWIFT, yang menangani transfer keuangan internasional dan digunakan oleh lebih dari 11.000 lembaga keuangan di lebih dari 200 negara. Ada prioritas untuk langkah seperti itu: Iran dilarang satu dekade lalu.

        Pakar keuangan di Universitas Goethe Franfurt dan penasihat kementerian keuangan Jerman, Jan Pieter Krahnen mengatakan, konsekuensi jangka pendek dari larangan itu tidak jelas, dan mungkin menjadi bumerang.

        Dalam jangka panjang, hal itu dapat mengarah pada pembentukan sistem paralel yang akan menjadi kerugian bagi sistem global, dan juga memfasilitasi konflik lebih jauh di masa mendatang.

        5) Apa lagi yang mungkin bakal terjadi?

        Menurut mitra firma hukum DWF, Jonathan Moss, lembaga keuangan yang terlibat dalam swap, futures, forward, dan derivatif lainnya yang diperdagangkan dengan rekanan Rusia juga dapat dikenai aturan sanksi.

        "Larangan perdagangan obligasi Rusia di pasar sekunder akan berarti bahwa pemegang obligasi Rusia mungkin terpaksa menjual," kata Moss.

        6) Tindakan apa yang sudah dilakukan bank Eropa?

        Pekan lalu, RBI mengatakan telah mengalokasikan 115 juta euro dalam ketentuan untuk kemungkinan sanksi terhadap Rusia, dan menggarisbawahi risiko bagi pemberi pinjaman Eropa karena ketegangan semakin meninggi.

        Pada akhir Januari, UniCredit membatalkan tawaran potensial untuk Otkritie Bank milik negara Rusia karena krisis Ukraina.

        ING dari Belanda mengungkapkan pekan lalu bahwa mereka memiliki 4,7 miliar euro dalam ekposur di Rusia, tetapi hanya sekitar 25 persen dari yang ada. CEOnya mengatakan bank berencana untuk tetap berada di Rusia dan akan bertindak sesuai jika ada sanksi baru yang muncul.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: