Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, memuji langkah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang gerak cepat alias gercep mengajak eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bergabung dengan mereka.
Ajakan PKB disampaikan usai gugatan uji materi terkait Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, terkait Presidential Threshold 20 persen ditolak Mahkamah Konstitusi (MK). Baca Juga: Soal Penundaan Pemilu, Jawaban Airlangga 'Bersayap' Tak Seperti Cak Imin dan Zulhas
“PKB Pandai meniti momentum. Begitu kalah di yudikatif, diajak berjuang bersama di legislatif untuk mengubah aturan yang diperjuangkannya itu,” kata Emrus kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Lalu apa keuntungannya bagi partai pimpinan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin itu merekrut Gatot? Emrus menilai, bagaimana pun popularitas Gatot masih tinggi.
Selain itu, Gatot juga tidak absen setelah pensiun. Dia rajin melayangkan kritik, mengomentari situasi terkini. Kritikan dan gaya komunikasi Gatot yang tak over ini terekam dalam benak publik.
Emrus melihat, memang ada kesan Gatot dekat dengan kelompok kanan pengusung politik identitas sempit selama 2019. Namun, porsi Gatot di kelompok ini tidak berlebihan. Gatot diyakininya masih mengusung politik kebangsaan.
“Coba cek, kapan komunikasi politik Gatot yang terseret ke radikalisme dan ekstrem kanan. Beliau masih NKRI dan Pancasila. Ini yang harus jadi pekerjaan rumah partai tempat Gatot bergaung nanti. Mengeliminasi kesan Gatot dengan kelompok kanan,” saran Emrus.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Luqman Hakim mengajak Gatot bergabung bersama partainya.
“Saya mengajak ke Pak Jenderal Gatot dan teman-teman yang lain menempuh jalan parlemen. Mari bergabung bersama PKB,” kata Luqman dalam keterangannya, kemarin.
Luqman berjanji, PKB akan memenangi pemilu. Nah, kalau menang, salah satu agenda penting yang akan diprioritaskan PKB adalah perbaikan sistem pemilu, kepartaian dan kelembagaan legislatif, termasuk di soal evaluasi ambang batas pencalonan Presiden.
“Gugatan terhadap presidential threshold itu sudah beberapa kali dilayangkan ke MK. Putusannya selalu ditolak. Maka mari berjuang di parlemen,” ajaknya lagi.
Alasan khusus PKB ngajak Gatot gabung, lanjut Luqman, karena yakin dengan kompetensi dan pengalamannya, Gatot bisa diajak berjuang memperkuat nasionalisme.
Apalagi Gatot sebagai prajurit TNI yang terikat sumpah Sapta Marga, punya jiwa pengabdian yang tak pernah padam kepada rakyat, bangsa, dan negara.
Gatot memiliki nilai tambah dari sisi pertahanan, keamanan, dan politik luar negeri.
Sementara, hingga kemarin, Gatot yang dihubungi Rakyat Merdeka belum merespons ajakan PKB ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih