Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tidak Hanya Seputar NFT, Berikut 5 Manfaat Blockchain bagi Industri Bank dan Finansial

        Tidak Hanya Seputar NFT, Berikut 5 Manfaat Blockchain bagi Industri Bank dan Finansial Kredit Foto: Nuzulia Nur Rahma
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        NFT (Non Fungible Token) adalah salah satu produk yang merepresentasikan serta bagian yang erat kaitannya dengan teknologi blockchain. Namun, tidak hanya terbatas pada NFT serta cryptocurrency saja yang sedang ramai diperbincangkan saat ini.

        Menurut Director and Business Development Fajar Rizki, bank dan lembaga keuangan juga diperkirakan akan terus meningkatkan pengembangan teknologi berbasis blokchain di setiap tahunnya. Dalam webinar bertajuk Blockchain Application for Banking and Financial Industry, Jumat (04/03), simulator dagang kripto untuk pasar blokchain di sekitar perbankan dan lembaga keuangan secara global tumbuh 15 kali lipat.

        Baca Juga: Terima Tender Hukum 'De Facto', Kota Lugano di Swiss Akan Terima Kripto

        "Angka ini setara hingga mencapai kurang lebih 22,406 US Dollar miliar atau setara dengan 327,5 triliun rupiah pada periode 2021 sampai 2026. Serta rata-rata ukuran pangsa pasar diperkirakan tumbuh hampir 74% di setiap tahunnya pada industri perbankan dan finansial," ujarnya.

        Rizki juga menyebutkan, saat ini perbankan dan finansial telah menjadi industri terdepan dalam pengembangan teknologi blokchain. Dalam industri perbankan dan keuangan, blokchain diyakini dapat memberikan berbagai kemudahan dalam pengembangan layanannya. Rizki pun menyebutkan lima poin terkait manfaat serta kelebihan teknologi ini.

        Pertama, teknologi blokchain menawarkan yang lebih aman dan mudah untuk melakukan transaksi pembelian ataupun pembayaran karena berada di dalam satu jaringan yang sama. Blokchain tidak memerlukan verifikasi dari pihak ketiga. Karenanya, blokchain dapat mempersingkat waktu proses transaksi dibandingkan transaksi konvensional.

        "Hadirnya teknologi yang terdesentralisasi untuk pembayaran membuat blockchain dapat memfasilitasi pembayaran yang lebih cepat dengan biaya yang sudah pasti lebih murah," ungkapnya.

        Kedua, ada pasar modal yang lebih efisien dalam investasi konvensional. Menurut Rizki saat sebelum membeli atau menjual saham ataupun obligasi, perlu mencari tahu pemilik aset terlebih dahulu. Untuk itu, dibutuhkan bantuan bursa untuk melakukan pencarian identitas dengan berbagai cara konvensional melalui pialang, penyimpanan keamanan pusat lembaga, kriling atau kustodian yang begitu kompleks praktiknya.

        "Namun, hal ini akan berbeda apabila blokchain diintregasikan pada layanan keuangan, terutama pasar modal yang dapat memberi kemudahan dalam menyajikan basis data yang bersifat terdesentralisasi dan transparan. danya koneksi sekuritas pada blockchain tentunya dapat menciptakan pasar modal yang lebih efisien," jelasnya.

        Ketiga, menurut Rizki, saat melihat pinjaman dan kredit yang lebih aman dan efisien, bank dan layanan memberikan pinjaman konvensional biasanya menjamin hanya berdasarkan sistem pelaporan kredit. Namun, dengan teknologi blockchain serta kemudahan pinjaman P2P, proses pinjaman lebih transparan dan terprogram yang memiliki proses pinjaman yang lebih cepat dan lebih aman secara umum.

        "Dengan hilangkan pihak ketiga dalam industri pinjaman dan kredit, blokchain dapat membuat bank lebih aman untuk memberikan pinjaman uang. Tentu saja dengan memberikan tingkat suku bunga yang lebih rendah," tuturnya.

        Keempat, Rizki mengatakan jika melihat pencegahan penipuan di blockchain, teknologi tersebut dapat menyimpan seluruh informasi dengan setiap Informasi transaksi dicatat dalam setiap blok bersama dengan chain dan mengacu pada blog sebelumnya. Selain itu, setiap orang yang memiliki akses dalam jaringan Blockchain juga dapat menerima salinan transaksinya.

        "Berkat adanya fitur ini lebih tahan terhadap serangan pembobolan, peretasan, dan jenis manipulasi keuangan lainnya," katanya.

        Kelima, ungkap Rizki, terkait dengan verifikasi yang lebih cepat bank konvensional dapat menghabiskan waktu hingga tiga bulan untuk menuntaskan verifikasi calon nasabah. Mulai dari melakukan verifikasi kartu identitas, alamat, dan geometri proses verifikasi yang berjalan lebih lambat. 

        "Itu juga dapat menyebabkan beberapa pelanggan tidak nyaman dalam bertransaksi konvensional. Namun, dengan teknologi Vlockchain semua itu bisa diatasi," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: