Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengapa Swedia Tolak Bergabung dengan NATO? Perdana Menteri Kuak Alasannya

        Mengapa Swedia Tolak Bergabung dengan NATO? Perdana Menteri Kuak Alasannya Kredit Foto: Reuters/TT News Agency/Jessica Gow
        Warta Ekonomi, Stockholm -

        Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson pada Selasa menolak desakan oposisi untuk mempertimbangkan Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Desakan itu muncul setelah Ukraina diserang oleh Rusia.

        PM Andersson menyatakan bahwa untuk saat ini permohonan untuk menjadi anggota NATO akan mengganggu keamanan di Eropa. Swedia sejak 1814 belum pernah terlibat dalam peperangan. Kebijakan luar negeri yang dibangun negara itu adalah bahwa Swedia tidak bergabung dengan aliansi-aliansi mana pun.

        Baca Juga: Ratusan Orang Swedia Sukarela Angkat Senjata untuk Berperang Lawan Rusia

        Namun demikian, Swedia dalam beberapa tahun belakangan ini membina hubungan lebih dekat dengan NATO saat ketegangan dengan Rusia di kawasan Baltik meningkat.

        Invasi oleh Rusia, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah memunculkan kembali desakan agar Swedia bergabung dengan NATO. Desakan serupa dialami oleh Finlandia, yang juga bukan merupakan anggota aliansi tersebut.

        "Kalau Swedia memilih menyampaikan permohonan untuk bergabung dengan NATO dalam situasi saat ini, langkah itu akan semakin menimbulkan destabilisasi di kawasan Eropa serta meningkatkan ketegangan," kata Andersson kepada para wartawan.

        "Sudah saya jelaskan selama ini bahwa yang terbaik bagi keamanan Swedia dan keamanan kawasan Eropa adalah pemerintah memiliki kebijakan jangka panjang yang konsisten dan bisa diprediksi, dan itu yang terus saya yakini," ujarnya.

        Rusia tidak menginginkan Swedia maupun Finlandia menjadi anggota NATO.Pada Februari, Moskow mengeluarkan peringatan terbaru bahwa negara-negara itu akan menghadapi "konsekuensi berat secara militer-politik" jika bergabung dengan aliansi tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: