Rela 'Gontok-gontokan' di Panggung Politik untuk Incar Kursinya Mas Anies Baswedan, Ini Alasannya!
Kontestasi Pilkada DKI tahun 2024 diprediksi bakal diramaikan oleh kehadiran figur yang saat ini menjabat kepala daerah terutama yang punya segudang prestasi.
Lalu, apa motivasi para kepala daerah atau mantan kepala daerah itu sehingga ikut bertarung memperebutkan posisi sebagai gubernur DKI? Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Zaki Mubarak mencoba menjawabnya.
"Wajar saja banyak kepala daerah atau mantan kepala daerah ngebet untuk maju gubernur DKI Jakarta 2024. Jakarta sebagai barometer ekonomi dan politik nasional," katanya, Jumat (11/3/2022).
Baca Juga: Densus 88 Tembak Mati Dokter, Nicho Silalahi Langsung Meledak-ledak: Apa Rakyat Cuma Buat Dibantai?
Jakarta, kata dia, punya magnet kuat bagi petualang politik. Selain karena memiliki sumber daya yang besar, Jakarta juga bisa jadi batu loncatan untuk menjadi calon presiden di masa yang akan datang. Dengan jumlah APBD mencapai Rp 80 triliun, para kepala daerah atau mantan kepala daerah dapat dengan mudah membangun mahakaryanya di Jakarta.
"Selain APBD paling besar, hampir Rp 80 triliun, juga secara politis sangat penting bagi mereka nantinya untuk maju ke pemilihan presiden putaran berikutnya," katanya.
Dia mencontohkan pengalaman Presiden Joko Widodo sebelumnya. Sebelum bertarung di Pilkada DKI tahun 2012, Jokowi merupakan Walikota Solo yang dianggap berprestasi baik di daerahnya. Ia lalu dengan mudah mendongkel incumbent gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada Pilkada DKI tahun 2012 itu.
Kini, Jokowi berhasil mencapai puncak karirnya sebagai politisi dengan menjadi Presiden RI. Di Jakarta, Jokowi dikenal merakyat dan menjadi sorotan masyarakat seluruh Indonesia melalui pemberitaan media massa yang massif. Peristiwa itu bukan mustahil akan terjadi lagi di Pilkada 2024 baik sebagai calon gubernur ataupun wakil gubernur DKI.
Baca Juga: Semua Sedih! Sebut Nama Jokowi, Giring Kasih Kabar Mengejutkan: Saya Haji Giring Ganesha Mundur…
"Pengalaman pak Jokowi jadi contoh, bagaimana dia menjadikan posisinya sbg gubernur DKI Jakarta untuk naik tangga sebagai presiden. Prestise sebagai gubernur DKI hampir sama dengan Presiden RI. Wajar jika posisi itu lalu jadi magnet yang kemudian diperebutkan berbagai kalangan. Partai-partai politik juga mengincar posisi DKI I," katanya.[]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto