COP-4.2 Konvensi Minamata Mengenai Merkuri di Bali akan digelar 21 Maret 2022 mendatang. Sejalan dengan persiapan kegiatan tersebut, Direktur Jenderal PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati, melakukan Peluncuran Hasil Proyek GOLD-ISMIA di Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari kementerian/Lembaga dan para pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi terkait berbagai produk tersebut dan menyerahkan secara resmi hasil proyek tersebut kepada penerima manfaat.
Proyek GOLD–ISMIA terlaksana berkat kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programs (UNDP).
Proyek ini mempunyai tujuan untuk mengurangi dan menghilangkan penggunaan merkuri di PESK dengan cara penguatan regulasi, memberikan akses pembiayaan untuk pembelian peralatan pengolahan emas tanpa merkuri, memberikan bantuan teknis, transfer teknologi, peningkatan kesadartahuan bahaya merkuri dan memberikan akses seimbang untuk penambang perempuan dan laki-laki.
Pada acara ini dihadiri pula oleh Deputi Menteri PPPA Bidang Kesetaraan Gender Lenny N Rosalin yang menyampaikan tentang keberadaan kaum perempuan di usaha PESK yang mencapai sekitar 30% dari jumlah tenaga kerja total, dan mereka bekerja tidak hanya di sektor pelayanan (supporting), tapi juga di kegiatan penambangan sesungguhnya.
Disampaikan juga apresiasi yang sangat tinggi kepada Kementerian LHK, Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan UNDP yang telah berhasil merumuskan sebuah pedoman untuk mengaplikasikan Pengarusutamaan gender (PUG)di sektor yang masih belum banyak dikaji ini, yaitu sektor PESK.
Untuk itu kepada rekan-rekan di nasional maupun daerah dan tentunya mitra pembangunan lainnya, untuk dapat mengacu dan menjadikan dokumen pedoman ini sebagai referensi dalam pelaksanaan kegiatan dan pendampingan masyarakat PESK agar tercapaiknya komunitas PESK yang berkeadilan gender kata Lenny R.Rosalin.
Selanjutnya Direktur Jenderal Minerba ESDM Ridwan Djamaludin pada sambutannya menyampaikan bahwa sektor PESK telah menjadi mata pencaharian yang turun temurun bagi masyarakat di beberapa daerah di Indonesia hanya seringkali diidentikkan praktik-praktik yang kurang baik yang dan membahayakan penambang dan seringkali mengabaikan pengelolaan limbah yang pada akhirnya memicu terlepasnya bahan-bahan berbahaya ke lingkungan terutama merkuri.
Sejalan dengan komitmen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) untuk mendukung transformasi PESK menjadi sektor yang bertanggung jawab (responsible), KESDM juga telah bekerja sama dengan Proyek GOLD-ISMIA dalam penyusunan “Pedoman Praktik Pertambangan yang Terbaik untuk Sektor Pertambangan Emas Primer Skala Kecil” yang nantinya akan menjadi acuan pada sektor PESK.
Diharapkan pedoman ini dapat menginspirasi pelaku pertambangan rakyat serta stakeholders terkait sehingga nantinya dapat mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertambangan rakyat yang lebih bertanggung jawab.
Pelaksanaan Proyek GOLD-ISMIA yang telah berjalan lebih dari tiga tahun telah menghasilkan beberapa produk seperti Dokumen Pedoman Praktik Pertambangan yang Baik untuk Sektor Pertambangan Emas Primer Skala Kecil, Dokumen Pedoman Pengarus Utamaan Gender (PUG) untuk Sektor PESK, Modul pelatihan dan Materi Kampanye Bahaya Merkuri dan Mobile Application Jari Emas yang telah diluncurkan pada Kamis, 10 Maret 2022.
Selain itu, GOLD-ISMIA bersama Badan Standardisasi Nasional telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pengolahan Emas Tanpa Merkuri, 9035:2021.
Harapannya agar produk-produk tersebut dapat menjadi acuan dan bermanfaat untuk semua pemangku kepentingan baik bagi pemerintah, komunitas penambang skala kecil dan masyarakat umum, serta digunakan oleh kementerian terkait dalam hal peningkatan kapasitas dan pendampingan untuk mendukung pencapaian zero mercury di sektor PESK.
Dirjen PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati pada sambutannya dan sekaligus meresmikan acara launcing ini mengharapkan kita semua dapat bertambah wawasan tidak hanya dalam hal pengelolaan emas non merkuri tetapi juga tentang pentingnya pemahaman kesetaraan gender karena banyaknya keterlibatan perempuan dalam sektor PESK.
Atas nama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dirjen PSLB3 juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas partisipasi peserta dan semua pihak yang telah bekerja dengan baik dalam pelaksanaan Proyek GOLD-ISMIA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: