Rusia dan Belanda Ambil Kesempatan Gugat Rusia atas Tragedi Malaysia Airlines MH17
Australia dan Belanda telah memulai proses hukum terhadap Rusia atas jatuhnya Malaysia Airlines Penerbangan 17 (MH17/MAS17).
Tuntutan kedua negara tersebut datang setelah lebih dari tujuh tahun MH17 mengalami kecelakaan mematikan, dengan semua penumpang dan kru tewas.
Baca Juga: China Marah Besar ke Amerika di Tengah Perang Rusia-Ukraina Bergejolak, Ada Apa?
Seperti diwartakan Bloomberg hingga NPR, kedua pemerintah pada Senin (14/3) memulai proses hukumnya di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Laporan ini dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Jet penumpang MH17 jatuh di atas Ukraina dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada Juli 2014. Dalam tragedi itu, 298 orang yang berada di dalamnya tewas, dengan kebanyakan korban berasal dari Belanda. Langkah yang dilakukan Amsterdam dan Canberra terjadi setelah Rusia 'secara sepihak' mengakhiri negosiasi dengan kedua negara pada Oktober 2020.
Proses hukum juga datang menyusul penuntutan nasional terhadap empat tersangka dalam kecelakaan itu, menurut pemerintah Belanda. Baik Australia dan Belanda, keduanya telah menyatakan sejak Mei 2018 bahwa Rusia bertanggung jawab berdasarkan hukum internasional atas penyebab kecelakaan itu.
Pemerintah Belanda bersama dengan Australia, telah memberi tahu Dewan Keamanan PBB tentang langkah terbaru mereka.
"Kabinet akan terus melakukan segala cara untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas jatuhnya penerbangan MH17 dan pemeliharaan ketertiban hukum internasional."
"Kematian 298 warga sipil, termasuk 196 orang Belanda, tidak dapat dan tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa konsekuensi," kata Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra, dalam sebuah pernyataan pada Senin.
Penyelidik internasional menyimpulkan bahwa penerbangan MH17 ditembak jatuh oleh rudal Buk Rusia yang telah dipindahkan ke Ukraina timur yang dikuasai pemberontak. Hasil investigasi ini telah dirilis meski Moskow telah berulang kali membantah terlibat.
Kremlin juga sebelumnya telah menolak beberapa permintaan untuk kembali ke meja sejak mereka menarik diri dari negosiasi.
"Penolakan Federasi Rusia untuk bertanggung jawab atas perannya dalam jatuhnya Penerbangan MH17 tidak dapat diterima dan Pemerintah Australia selalu mengatakan bahwa itu tidak akan mengecualikan opsi hukum apa pun dalam mengejar keadilan kami," kata Morrison.
Morrison juga mencatat bahwa jaksa Belanda telah mengadili empat tersangka individu secara in absentia. Belanda juga menggugat Rusia di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.
Para pejabat Belanda menegaskan bahwa perkembangan ini tidak terkait dengan perang Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Sebaliknya, mereka menggambarkannya sebagai 'hasil konsultasi yang disiapkan dengan hati-hati dan baru-baru ini diselesaikan antara Australia dan Belanda.' Konsultasi ini, kata Belanda, terutama terjadi usai Rusia menarik diri dari pembicaraan.
Sementara itu, Morrison telah menarik hubungan yang lebih langsung antara keduanya.
"Invasi Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan ke Ukraina dan eskalasi agresinya menggarisbawahi perlunya melanjutkan upaya abadi kami untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, termasuk ancaman terhadap kedaulatan dan wilayah udara Ukraina," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto