Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saran Megawati Terkait Minyak Goreng Tuai Kritik, PDIP: Orang Gak Paham Cara Berpikir Bu Ketum!

        Saran Megawati Terkait Minyak Goreng Tuai Kritik, PDIP: Orang Gak Paham Cara Berpikir Bu Ketum! Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Fraksi PDIP di DPR Bambang Wuryanto menilai bahwa pihak-pihak yang menanggapi dan berkomentar miring menyoal Megawati Soekarnoputri merupakan mereka yang tidak paham cara berpikir Ketua Umum PDIP tersebut. 

        Diketahui, Megawati kekinian menjadi sorotan usai membuat pertanyaan kontroversial yang menyinggung emak-emak antre minyak goreng.

        Baca Juga: Gak Hanya Asbun, Mendag Diminta Buka-Bukaan Soal Mafia Minyak Goreng

        "Inilah, mohon izin, yang berkomentar belum belajar ini. Orang belum belajar cara berpikirnya Ibu Mega. Ibu ketum sering memakai statement yang unlearn," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

        Bambang juga turut menyoroti mereka yang mengomentari Megawati di media sosial. Ia menegaskan bahwa orang-orang tersebut tidak memahami cara berpikir Megawati.

        "Di sosmed yang berkomentar itu belum paham cara berpikir ibu ketum saya," kata Bambang.

        Sebelumnya, Bambang menjelaskan maksud dari pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyoal antrean minyak goreng dan menyarankan emak-emak merebus atau mengkukus makanan.

        Menurut Bambang ada maksud lain yang ingin disampaikan Megawati melalui gaya bicaranya tersebut sebagai seorang politisi. 

        Bambang menjelaskan ada dasar tigas filosofi yang digunakan politisi dalam menyampaikan suatu arahan atau pernyataan. Pertama learn, kedua relearn dan unlearn.

        Baca Juga: Tinjau Pasar Minggu, Kapolri Pastikan Stok Minyak Curah untuk Warga Aman

        "Nah Bu Mega apakah relearn? Bukan. Bu Mega adalah unlearn. Kalau minyak goreng gak ada, sudah lupakan. Ibu-ibu boleh misalnya dengan cara apa memaksaknya. Ibu (Mega) mengatakan dengan cara dikukus, bisa direbus, bisa digoreng dengan cara lain," kata Bambang.

        Dia juga membantah adanya anggapan bahwa Megawati melalui pernyataannya itu bertujuan menyuduti para emak-emak yang mengantre minyak goreng.

        "You are wrong. Ibu ketum kan sering gitu, sering melakukan unlearn. Kawan-kawan melihat masih di sini, wah Bu Mega tidak punya hati sama ibu-ibu. Kan bisa digoreng dengan cara lain, pakai minyak kelapa kan ada," tutur Bambang.

        Baca Juga: Omongan Megawati Soal Minyak Goreng Bikin Ibu-ibu Keheranan, Panen Cibiran Sampai PDIP Pasang Badan!

        Megawati menjadi  sorotan hingga bulan-bulanan warganet setelah mempertanyakan keseharaian ibu-ibu yang cuma goreng-menggoreng menyusul adanya kenaikan dan kelangkaan minyak goreng.

        Salah satunya pakar komunikasi politi Effendi Gazali turut menyoroti pidato Megawati. 

        Menurut Effendi Gazali, Megawati memiliki niat baik terkait pernyataannya.

        Ia berpendapat, Megawati turut prihatin terkait kelangkaan dan mahalnya minyak goreng saat ini. Apalagi banyak masyarakat yang sampai mengantre hanya untuk mendapatkan minyak goreng. Namun, Effendi Gazali mengatakan, konteks pernyataan Megawati itu keliru.

        "Niat baik ibu Megawati itu sebagai ibu wong cilik itu kita hargai, tetapi konteks pada hari ini keliru," jelas Effendi Gazali, seperti dikutip dari Makassar.terkini--jaringan Suara.com, Senin (21/3/2022).

        Effendi mengatakan, rakyat kecil di Indonesia memang membutuhkan garam, gula, dan minyak goreng.

        Baca Juga: Pernyataan Mendag terkait Mafia Minyak Goreng Harus Diklarifikasi

        "Rakyat Indonesia secara umum, termasuk kita itukan sangat sangat membutuhkan garam, kemudian gula dan minyak goreng, walaupun akibatnya itu jantung, darah tinggi, dan diabetes," beber Effendi.

        Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pernyataan Megawati itu keliru.

        Pasalnya, banyak masyarakat yang lebih memilih menggoreng untuk bahan-bahan seperti tempe, tahu atau peyek. Oleh karena itu, saran dari Megawati memasak dengan cara merebus tidak tepat.

        Baca Juga: KPPU Harap Dukungan Semua Pihak Bongkar Kartel Minyak Goreng

        "Rakyat kecil itu kalau mempunyai tempe kecil, tahu kecil, telur, ataupun ikan kecil pada dasarnya digoreng," jelasnya.

        Effendi menambahkan, seharusnya PDIP memberikan masukan kepada Megawati soal hal tersebut.

        "Harusnya badan litbang PDIP itu terus menerus membisiki atau menyampaikan kepada bu Mega," tandasnya.

        Megawati memberikan komentar mengenai video ibu-ibu mengantri minyak goreng.

        "Bukan masalah mahalnya beli minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya? Sampai kalau sekarang kita lihat toh hebohnya urusan beli minyak goreng. Saya itu sampai ngelus dada," bebernya.

        Megawati kemudian memberikan saran kepada ibu-ibu untuk mengolah makanan dengan cara lain seperti direbus.

        Baca Juga: Diserang Gara-Gara Pernyataan Minyak Goreng, Pakar Sebut Megawati Blunder karena Ini

        "Apa tidak ada cara merebus atau mengukus atau seperti rujak? Itu menu Indonesia lho. Lah kok jelimet gitu," ungkap Megawati.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: