Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Partisipasi Pekerja Perempuan pada Sektor Perkebunan Kelapa Sawit

        Partisipasi Pekerja Perempuan pada Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Kredit Foto: ANJ
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengungkapkan bahwa terbukanya lapangan pekerjaaan melalui industri kelapa sawit dapat dianggap sebagai salah satu upaya untuk memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs).

        Tujuan SDGs yang dimaksud yakni terkait pengurangan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun sayangnya, dikatakan Bintang, industri sawit masih banyak menuai kritik karena dianggap belum cukup berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya buruh perkebunan yang mayoritas perempuan.

        Baca Juga: Tarif Pungutan Ekspor Sawit Diubah, Bagaimana Sekarang?

        "Selain masalah perolehan hak, permasalahan lain yang dihadapi pekerja perempuan di perkebunan kelapa sawit adalah maraknya status ghost labour. Istilah ini diberikan kepada istri-istri pekerja perkebunan kelapa sawit yang terpaksa membantu suaminya bekerja memenuhi target dari perusahaan. Tentu mereka tidak dapat upah atas pekerjaan yang penuh risiko di perkebunan kelapa sawit," kata Bintang, dalam agenda Perempuan Hebat Industri Sawit Kuat yang diselenggarakan atas kolaborasi GAPKI dan Kompas pada Selasa (22/3/2022).

        Lebih lanjut disampaikan Bintang, dari segi demografis, pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 270,2 juta jiwa dengan 49,4 persen berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 53,6 persen dari seluruh penduduk perempuan berada di usia produktif dan sekitar 43 persen di antaranya tinggal di desa yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan, termasuk di dalamnya perkebunan kelapa sawit.

        Pada tahun 2021, BPS mencatat, perolehan devisa negara dari industri kelapa sawit mencapai US$35 miliar. Sementara itu, International Trade Center juga menyatakan bahwa nilai ekspor kelapa sawit Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia dengan nilai sebesar US$17,3 juta pada tahun 2020.

        Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, ekspor industri kelapa sawit mencapai 13 persen dari total ekspor Indonesia dan menyerap kurang lebih 20 juta tenaga kerja dengan 60 persen di antaranya merupakan buruh perempuan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: