Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kesal Sejadi-jadinya Gegara Terawan Dipecat IDI, Anak Buah Megawati: Ini Sengaja Diviralkan!

        Kesal Sejadi-jadinya Gegara Terawan Dipecat IDI, Anak Buah Megawati: Ini Sengaja Diviralkan! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rahmad Handoyo menyayangkan pemecatan dokter Terawan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang sampai bocor ke publik, padahal menurutnya pemecatan Terawan seharusnya menjadi ranah privat IDI.

        Rahmad Handoyo mensinyalir, kabar pemecatan Terawan sengaja digembar gemborkan pihak tertentu di media sosial, tujuannya agar masyarakat terbelah menjadi dua kubu yakni kelompok yang pro dan kontra, dengan begitu maka kegaduhan publik tidak dapat dihindarkan. 

        "Sangat disayangkan drama  pemecatan yang semestinya menjadi ranah privat organisasi diduga dengan kesengajaan diviralkan ke ranah publik dan publik diajak pro dan kontra, sehingga menjadi energi negatif  bagi pelayanan kesehatan nasional. Apalagi di era perang melawan pandemi sehingga pantas dipertanyakan motif viralnya di masyarakat," katanya kepada wartawan, Senin (28/03/2022).

        Baca Juga: Pecat Terawan, Jejak Ketua IDI Dikuliti, Eh Ada yang Nyeletuk: Sama Dokter Teroris Mereka Berduka!

        Ia memaparkan bahwa IDI merupakan organisasi profesi yang telah lahir memiliki sejarah panjang  dengan banyak prestasi dan pengabdian  kepada kesehatan negara. Namun konflik berkepanjangan membuat  masyarakat  jengah disuguhin drama tidak elok. 

        "Terlebih banyak dokter ada yang pro dan kontra terhadap substansi  yang dipersoalkan  IDI, dan banyak masyarakat yang mendukung temuan temuan kedokteran semacam ini sehingga menjadikan IDI diduga lebih terlihat pada persoalan personal," tegasnya.

        Rahmad menilai bahwa sangat disayangkan deretan panjang prestasi IDI buat masyarakat,  harus terbelah dengan adanya pro dan kontra pemecatan ini. Semestinya IDI lebih fokus bagaimana berpikir memenuhi minimnya dokter umum dan dokter spesialis dan bagaimana pemerataan praktek dokter di Indonesia.

        "Drama pemecatan ini telah buat masyarakat mulai mempertanyakan eksistensi  IDI sebagai wadah tunggal organisasi profesi. Konflik ini sebagai momentum untuk mendorong percepatan amandemen UU praktek kedokteran dengan penyempurnaan menyeluruh bagaimana pemerataan praktek kedokteran di Indonesia, perlindungan inovasi  penelitian dokter dan perlu tidaknya organisasi tunggal profesi kedokteran sesuai amanah kontitusi kebebasan berserikat," ulasnya.

        Ia menekankan bahwa IDI dan dr Terawan beserta anggota lainnya adalah aset nasional. Dan untuk mengakhiri konflik IDI dan dr Terawan demi pelayanan kesehatan masyarakat kita dorong agar adanya penyelesaian yang bermartabat dan kekeluargaan melalui  adanya mediasi antara dr Terawan dengan IDI. 

        "Selama ini pun IDI yang masih sebagai wadah tunggal sebelum diamandemen UU praktik kedokteran IDI hendaknya menyelesaikan persoalan  dengan  mengedepankan pembinaan, komunikasi dan cara cara yang elegan dan tidak mengajak masyarakat untuk turut berpolemik terhadap persoalan organisasi," pungkasnya.

        Diketahui, Dokter Terawan resmi diberhentikan dari keanggotaan IDI. Terawan disebut melakukan pelanggaran etik di antaranya Mengiklankan diri secara berlebihan dengan klaim tindakan pengobatan dan pencegahan.

        Terawan juga disebut Tidak kooperatif/mengindahkan divisi pembinaan MKEK PB IDI termasuk undangan menghadiri sidang Kemahkamahan. Bahkan, mantan Menkes itu diduga menarik biaya dalam jumlah besar dalam tindakan yang belum ada evidence based medicine (EBM) dan menjanjikan kesembuhan pada pasien setelah menjalankan tindakan BW.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: