Wakil Ketua Sekretaris Jenderal Persadaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin memberikan kritik tajam kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.
Novel menyoroti lenyapnya kata madrasah di dalam batang tubuh RUU Sisdiknas.
Baca Juga: Gak Disangka! Omongan Menag Yaqut Menggelegar Soal Hilangnya Madrasah di RUU Sisdiknas
"Sudah sering katakan ada upaya rezim memandulkan nilai-nilai dan syiar Islam," kata Novel kepada GenPI.co, Rabu (30/3).
Novel mengatakan, kegaduhan semacam ini bukan kali pertama terjadi.
Pentolan 212 juga menyoroti wacana penghapusan pelajaran agama Islam di sekolah.
Selain itu, Novel juga menyebut pelajaran sejarah mulai dikaburkan dengan dihapusnya kebiadaban PKI.
"Puncaknya RUU HIP. Kalau RUU itu digolkan, seluruh nilai Ketuhanan yang Maha Esa akan dilumpuhkan," imbuhnya.
Novel meminta RUU Sisdiknas kembali dievaluasi sebelum disahkan.
Menurut dia, tak seharusnya kata madrasah hanya ada di bagian penjelasan.
Pasalnya, Novel menilai madrasah punya sejarah panjang di dunia pendidikan Indonesia.
Seperti diketahui, Nadiem beralasan madrasah lenyap dari batang tubuh RUU supaya lebih lentur penerapan aturannya.
Baca Juga: Tanggapi Isu Madrasah Hilang dari RUU Sisdiknas, Nadiem Makarim: Kami Memberikan Fleksibilitas...
Founder Gojek itu menyebut penamaan bentuk satuan pendidikan tidak perlu diikat di tingkat undang-undang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: