Kolaborasi Baznas, Al-Azhar, Hingga UMKM, Sandiaga: Bangkitkan Ekonomi dan Ciptakan Lapangan Kerja
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan dengan semakin terjalinnya kolaborasi antara institusi Baznas, Universitas Al-Azhar, dan para pelaku UMKM maka dapat semakin mendorong penciptaan lapangan pekerjaan dan kebangkitan ekonomi nasional.
Hal tersebut disampaikan saat dirinya memandu kegiatan Kajian Ekonomi Bisnis Series 3, Zakat Sebagai Instrumen Pertumbuhan Ekonomi secara daring, Minggu (3/4) siang.
Baca Juga: Telak! Elektabilitas Tinggi Prabowo Tutup Peluang Sandiaga Uno Maju di Pilpres 2024
Mulanya, ia memberikan kesempatan kepada para narasumber untuk menyampaikan pandangan dan harapannya terkait upaya untuk bekerja sama demi mengembangkan usaha dan terus menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di Indonesia.
Adapun Ketua Baznas Indonesia, KH Noor Achmad menyebutkan pihaknya mengapresiasi kepedulian dari Menparekraf Sandiaga dalam mengingatkan masyarakat akan pentingnya zakat untuk mendorong pergerakan ekonomi bangsa.
"Zakat merupakan salah satu potensi penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apalagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, dermawan, dan memiliki kepedulian sosial terhadap orang di sekitar yang membutuhkan bantuan," ujar Noor Achmad.
Ia mengungkapkan potensi zakat di Indonesia dari data yang disampaikan Puskes Baznas sebesar Rp 327 triliun. Jumlah itu termasuk dari zakat penghasilan, jasa, pertanian, perkebunan, peternakan dan sektor lainnya.
"Kami baru meraih Rp 17 triliun untuk seluruh Indonesia, jadi masih jauh dari potensi yang kami harapkan. Namun pada tahun ini kami menargetkan pengumpulan Zakat Infak Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) secara nasional dapat mencapai Rp 26 triliun," ungkap Noor Achmad.
Baca Juga: Punya Potensi Jadi Capres 2024, Akankah Sandiaga "Durhaka" ke Partai Gerindra?
Ia menyebutkan nantinya apabila telah tercapai Rp 26 Triliun tersebut akan akan ada 56 juta orang penerima manfaat. Namun untuk mencapai target tersebut Baznas dikatakan Noor Achmad membutuhkan pendorong.
"Perlu trigger pemicu seperti yang dilakukan pak Menteri, ini luar biasa, akan berpengaruh pada seluruh masyarakat dan tidak hanya di ASN kementerian mas menteri saja. Sehingga bisa menjadi kekuatan dasar, jembatan pergerakan ekonomi nasional," tambah mantan Ketua Komisi X DPR RI tersebut.
Noor Achmad menjelaskan angka kemiskinan 11 persen dengan ada nya pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. Pihak Baznas memberikan bantuan berupa bantuan habis pakai kepada mereka fakir miskin namun ada juga yang berupa bantuan program.
"Ada juga bantuan dengan skema ekonomi, pendidikan, kesehatan. Misalkan bantuan berupa gerobak untuk menggerakkan ekonomi yang dinamis, kelompok peternakan, petani. Dimana tak hanya memberikan bantuan modal namun dalam pendampingan micro finance dan pengembangan di market place kita berikan," tambah Noor Achmad.
Noor Achmad memastikan pemberian bantuan Baznas secara tepat sasaran dan amanah kepada masyarakat dengan tiga segmen di ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
"Yang menerima bantuan akan di survei dan kita prioritaskan bantuan dari Baznas untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan," tutupnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof Dr Ir Asep Saefuddin melihat ekosistem pemberdayaan oleh Baznas dan pemerintah ini sangat baik untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
"Konsep zaqat sama dengan basis ekonomi endogen yang mengakar akan menjadi instrumen penggerak untuk percepatan pertumbuhan ekonomi," ujar Asep Saefuddin.
Universitas Al Azhar dikatakannya sebagai kampus untuk menghasilkan lulusan mahasiswa dengan keunggulan sebagai enterpreneur bukan sebagai pencari kerja.
"Saya meminta minimum 50 persen SDM lulusan kami menjadi enterpreneur untuk menggerakkan ekonomi. Untuk menyiapkan ekosistem itu kami menyiapkan market place Al Azhar Indonesia. Sejak awal perkuliahan kami juga memberikan dasar jiwa kepemimpinan Islami dalam usaha yakni bisa menjalankan usaha demi kemaslahatan umat dan masyarakat," jelas Asep Saefuddin.
Local Champion Baznas Usaha ZChicken, Totok Dwi dalam kesempatan tersebut membagikan pengalamannya saat awal membuka usaha kuliner ayam goreng.
"Sebelumnya saya bekerja di salah satu restoran di 2019 kita dirumahkan, di 2020 kita di PHK. Bulan 7 saya bertemu dengan Baznas, kita dapat bantuan dari gerobak, kulkas, supplier. Dan saya mulai berdagang. Saya membuka ayam menu saus spicy, black paper, dan barbeque," terang Totok Dwi.
Ia kini memiliki 3 karyawan dan mensuplai 30 outlet di Jakarta dengan omset Rp 1-1,5 juta per hari. Pihaknya juga sudah melakukan transformasi digital dimana 50 persen pemesan kebanyakan memesan secara online melalui aplikasi.
Local Champion Baznas Usaha Kerupuk Kulit, Sarmi juga menceritakan manfaat yang ia peroleh dari bantuan permodalan Baznas.
"Awalnya kami kesulitan modal, alhamdulillah Baznas mau bantu saya dengan permodalan. Awalnya saya mendapat bantuan Rp 1 juta," ungkap Sarmi.
Berkat kegigihan dan keuletannya dalam menjalankan usaha kini usaha kerupuk kulit nya maju pesat dan memiliki omset Rp 30 juta per bulan dengan 50 warung mitra, dan 20 orang sebagai pekerja.
"Harapan ke depannya agar bisa semakin membantu masyarakat lebih banyak lagi. Selain kerupuk kulit saya juga tengah merambah ke usaha sate Padang," tutur Sarmi.
Pelaku usaha Roti Unyil, Mety juga menceritakan awalnya dirinya mendapatkan bantuan micro finance dari Baznas sebesar Rp 1,5 juta.
"Modal tersebut saya belikan oven, saya awalnya buat roti Unyil dan jualan di sekolah, dua tahun jalan ada Covid-19, sekolah tutup. Saya bingung untuk kebutuhan sehari-hari. Coba terus menjajakan ke warung-warung, saya bikin, saya marketing, saya pengiriman. Akhirnya sekarang sudah 800 warung dan sejumlah koperasi menjadi langganan," kata Mety.
Ia menyebutkan kunci kesuksesannya bermula dari marketing, produksi, dan distribusi. Pihaknya juga memberikan promo diskon untuk pemesanan hidangan takjil selama bulan Ramadhan
"Harapannya sehabis lebaran saya mau buka pabrik di Bogor dan dapat membuka lapangan pekerjaan," pungkas Mety.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan pihaknya juga terus mendorong agar produk UMKM dapat di pasarkan saat pelaksanaan G20.
"Sebelumnya ada ibu Sani, ART, loper koran, berbagai profesi dijalani, sekarang omset nya Rp 1,4 juta per hari. Alhamdulillah, kita ingin kulik dan melihat inspirasi dari bu Sani," ujar Sandiaga Uno.
Kemenparekraf kata Sandiaga Uno juga sedang kembangkan pariwisata halal dengan wisata religi dan sejarah. Selain itu program bangga buatan produk Indonesia yang dilaunching 2020 terus ia kembangkan di saat pandemi Covid-19.
"Di bulan suci Ramadhan ini, pertama kita mendorong agar para pengusaha bisa berani mengambil resiko seperti pak Toto, yang terkena PHK berani memulai usaha sendiri," ucap Sandiaga Uno.
Kedua kata Sandiaga Uno adalah rajin berinovasi. Ia memberikan contoh seperti ibu Mety dari Roti Unyil kini usahanya kian berkembang ke kopi.
Konsep amati, tiru, modifikasi (ATM) dipadukan dengan kolaborasi, tidak hanya kompetisi dan juga nilai-nilai silahturahmi, gotong-royong dipercaya Sandiaga Uno dapat semakin mengembangkan usaha.
"Ketiga adalah amanah kejujuran bagaimana kita pegang agar usaha barokah dan memberikan manfaat bagi sesama dengan konsep Islam Rahmatan Lil Alamin. Keberadaan UMKM yang semakin maju dan berkembang ini kami harapkan dapat berkontribusi dalam kebangkitan ekonomi nasional dan mendorong penciptaan lapangan kerja," pungkas Sandiaga Uno.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil