Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menperin Ingkar Janji, Minyak Goreng Tak Juga Terkendali, PKS: Pemerintah Sekedar Macan Ompong!

        Menperin Ingkar Janji, Minyak Goreng Tak Juga Terkendali, PKS: Pemerintah Sekedar Macan Ompong! Kredit Foto: Instagram/Mulyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi VII DPR RI dari PKS minta Menperin minta maaf kepada publik atas kinerjanya yang belum dapat menepati janji.  Ini sekaligus mengindikasikan bahwa Pemerintah memang tidak mampu mengatasi ulah mafia atau para pengusaha migor (minyak goreng).

        "Untuk kesekian kalinya janji Menperin kembali diingkari. Terbukti, tanggal 4 April, sesuai waktu yang dijanjikan, migor curah tidak aman terkendali.  Sebelumnya Menperin berjanji, bahwa paling lambat pada tanggal 4 april di awal bulan Ramadhan soal migor ini sudah dapat dituntaskan. Namun kenyataannya sangat berbeda," tegas Mulyanto.

        Baca Juga: Jokowi Pilih Opsi BLT Minyak Goreng, Omongan Pengamat Telak: Bukti Tak Mampu Atasi Mafia!

        Berdasarkan pantauan PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis) Nasional (Senin, 4 April) harga rata-rata nasional migor curah adalah seharga Rp.20.050 per kg. Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing harga migor curah sebesar Rp. 23.350; Rp. 22.800; Rp. 20.200; dan Rp. 20.900,- per kg. Angka ini masih jauh di atas HET yang sebesar Rp. 15.500 per kg.  Artinya migor curah masih belum aman-terkendali, bahkan dalam minggu ini malah teramati cenderung naik.

        Menurut Mulyanto, bisa jadi angka-angka produksi yang disampaikan pengusaha nakal hanya fiktif belaka. Sementara dana subsidi yang dipakai untuk menutupi harga keekonomian tersebut menguap. Kalau ini yang terjadi, maka jelas telah merugikan keuangan negara. Karenanya pantas untuk diusut tuntas dan ditindak tegas.  

        "Bila tidak, maka kita akan terus menjadi bulan-bulanan permainan pengusaha nakal migor.  Pemerintah terkesan disandera oleh para mafia ini, dan tidak mampu berbuat apa-apa untuk menekan harga migor di bawah HET," jelasnya.

        "Artinya intervensi kebijakan Pemerintah terbukti mandul. Alias Pemerintah tidak hadir dan menjadi sekedar macan ompong.  Kalau ini berhasil tentu kita tidak perlu merogoh APBN untuk mengucurkan BLT (bantuan langsung tunai) sebesar Rp. 300 ribu per orang untuk bantuan migor.  Program BLT ini sekaligus menunjukkan, bahwa Menperin belum berhasil dengan janji-janjinya,.

        Terbukti sampai hari ini harga migor curah masih melampaui HET dan bahkan terus meningkat. Di DKI Jakarta saja harga migor curah tembus angka Rp. 23.350 per kilogram.  Di bandung, bahkan menembus Rp. 25 ribu, kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil," terang Mulyanto.

        Mulyanto minta Pemerintah harus serius menangani soal tata-niaga migor ini. Sudah terbukti adanya modus repacking migor curah menjadi migor kemasan. Ini dilakukan terdorong karena marjin harga (disparitas) antar migor curah dengan migor kemasan yang cukup lebar. Selain, tidak tertutup kemungkinan migor curah ini lari kepada pengguna yang tidak berhak seperti industri menengah dan besar atau industri perhotelan.

        Baca Juga: Berani Betul! Sorot Tajam Megawati Soal Minyak Goreng, PA 212: Sudah Sepuh, Bentar Lagi Meninggal

        Mulyanto mendesak Menperin meningkatkan pengawasan dan memastikan, bahwa migor murah bersubsidi ini sampai pada konsumen yang berhak dengan harga sesuai HET dan tidak disimpangkan oleh pengguna illegal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: