Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi Indonesia Memang Tumbuh Cepat, Namun Invasi Rusia di Ukraina Bisa Mengancam

        Ekonomi Indonesia Memang Tumbuh Cepat, Namun Invasi Rusia di Ukraina Bisa Mengancam Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,0% pada 2022 dan 5,2% pada 2023 seiring makin pulihnya permintaan domestik, demikian menurut laporan dari Asian Development Bank (ADB) yang dirilis hari ini.

        Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga mengatakan bahwa setelah merosot di kuartal ketiga, perekonomian Indonesia membaik dengan cepat dan menutup 2021 dengan keluaran yang lebih tinggi daripada masa pra-pandemi 2019. Pertumbuhan terjadi di berbagai bidang dan akan menguat pada 2022 seiring normalisasi kegiatan ekonomi.

        “Pengeluaran rumah tangga dan investasi memasuki 2022 dengan momentum yang kuat dan gelombang COVID-19 yang ketiga semestinya hanya berdampak minimal terhadap pertumbuhan. Namun, apabila invasi Rusia di Ukraina terjadi berlarut-larut, hal ini dapat berdampak signifikan terhadap inflasi dan keseimbangan fiskal,” kata Jiro dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (6/4/2022). 

        Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 Naik 3,7 Persen, ADB Bilang Amazing

        Asian Development Outlook (ADO) 2022 menyebutkan bahwa pengeluaran konsumen dan kegiatan manufaktur di Indonesia terus tumbuh karena naiknya pendapatan, pekerjaan, dan optimisme. Investasi terbantu oleh naiknya permintaan, perbaikan iklim investasi dan iklim berusaha, serta pemulihan kredit.

        Inflasi, yang mencapai rata-rata 1,6% tahun lalu, diperkirakan akan naik menjadi 3,6% pada 2022, karena pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan harga komoditas yang lebih tinggi, tetapi masih akan berada dalam rentang target Bank Indonesia. Inflasi diperkirakan akan turun ke 3,0% pada 2023 seiring meredanya kenaikan harga komoditas. 

        Namun, harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia akan mengimbangi turunnya volume ekspor, sehingga menjaga transaksi berjalan tetap imbang dan menghasilkan tambahan pendapatan.

        Baca Juga: ADB Siap Bantu Dukung Relokasi IKN, dari Rancangan hingga Pembiayaan

        Untuk jangka menengah, laporan tersebut merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, yang akan membantu Indonesia mencapai sasarannya, yaitu meningkatkan PDB per kapita ke taraf negara berpenghasilan tinggi pada 2045.

        "Dalam hal ini, pelaku usaha akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan transfer teknologi, mendorong penelitian dan pengembangan untuk inovasi, serta mengakses angkatan kerja yang melek teknologi. Beberapa kebijakan yang penting untuk mendukung hal ini antara lain adalah investasi pemerintah dalam infrastruktur digital, insentif fiskal, dan reformasi regulasi," ucapnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: