Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Upaya NZE 2060, Kementerian ESDM: Pendekatan People-Centered Picu Keberhasilan Transisi Energi

        Upaya NZE 2060, Kementerian ESDM: Pendekatan People-Centered Picu Keberhasilan Transisi Energi Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keterlibatan masyarakat dalam memahami rumusan konsep hingga penguasaan kompetensi seputar transisi energi perlu dipersiapkan secara matang dalam upaya menuju bebas emisi atau Net Zero Emission (NZE) di 2060. Paradigma pemanfaatan energi bersih tersebut patut dibarengi pula dengan upaya menciptakan kondisi harga yang efisien dan terjangkau. 

        Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menegaskan pendekatan yang manusia sentris (people-centered) akan menjadi pemicu pertumbuhan yang inklusif dalam transisi energi yang berkelanjutan. 

        Baca Juga: Kementerian ESDM: Menuju Indonesia Net Zero Emission, Pemerintah Percepat Pensiun Dini PLTU di 2056

        "Sumber Daya Manusia (SDM) punya peran penting dalam kesuksesan menjalankan transisi energi," kata Dadan pada acara G20 Event Series: Ensuring People-Centred Transitions For All di Jakarta, Rabu (6/4/2022). 

        Adanya pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat akan meningkatkan kapabilitas mereka serta sebagai langkah pemerintah menyiapkan SDM yang mumpuni guna mengisi lapangan pekerjaan di subsektor EBT. 

        "Misalnya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM sudah memberikan training pemeliharaan infrastruktur EBT kepada masyarakat lokal. Strategi ini diharapkan mampu menciptakan peluang ekonomi terkait penyediaan akses energi bersih bagi para pekerja," ungkap Dadan. 

        Dadan pun menyoroti program pengembangan masyarakat (community development) yang digagas oleh Kementerian ESDM, yaitu Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) dan Patriot Energi. "Kami mengirimkan 1000 sarjana muda ke pelosok desa untuk mengembangkan perekonomian desa melalui pengembangan EBT. Sementara pada Gerilya para mahasiswa mempromosikan penggunaan energi surya," jelas Dadan. 

        Baca Juga: Luncurkan Buku Center of Excellence Geologi Indonesia, ESDM: Jadi Pedoman Mitigasi Bencana Dini

        Tak cukup di situ, Kementerian ESDM juga mendorong lahirnya inovasi dan investasi baru melalui keberadaan perusahaan rintisan (startup) di bidang EBT, seperti pengembangan bioenergi, kendaraan listrik, PLTS Atap, manajemen data EBT, layanan listrik pedesaan, sistem penyimpanan energi, waste to energy hingga peralatan efisiensi energi. "Melalui spirit bersama kita capai target transisi energi ini dengan prinsip no one left behind," tegas Dadan. 

        Selain memastikan adanya pertumbuhan ekonomi dan kepedulian lingkungan yang berkelanjutan, pemerintah mengusung konsep transisi energi berkadilan (just energy transistion). "Kita dapat mengatakan bahwa transisi energi yang adil akan menjadi peluang ekonomi transformasional menuju perilaku yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar Chair Energy Transitions Working Group (ETWG) Yudo Dwinanda Priaadi saat membuka webinar tersebut. 

        Menurut Yudo, hal ini terjadi lantaran selama proses transisi energi harus memperhatikan secara detail dampak kesejahteraan sosial selain pertumbuhan ekonomi hijau. Maka dari itu, pendekatan people-centered pada transisi energi akan memberikan manfaat yang besar bagi perubahan sistem energi di Indonesia. 

        Baca Juga: Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Sekjen KESDM Resmikan Pengembangan Rumah Sakit PPSDM Migas Cepu

        "People-centered dalam transisi energi bersih memastikan manfaat dan biaya yang terlibat dalam transformasi sistem energi kita didistribusikan secara adil serta melindungi masyarakat yang paling rentan," ungkapnya. 

        Yudo menyampaikan pendekatan people-centered sudah dilakukan oleh International Energy Agency (IEA) melalui pembentukan Global Commission on People-Centered Energy Transitions. Melalui Komisi Global itu, IEA mengeluarkan selusin rekomendasi tentang bagaimana kita dapat mengatasi perilaku yang adil dan merata saat bertransisi menuju energi berkelanjutan. 

        Rekomendasi tersebut bertujuan untuk mengubah dari prinsip menjadi aksi yang lebih konkrit. Rekomendasi tersebut antara lain mencakup dukungan terhadap pekerjaan yang layak dan berkualitas dengan manfaat kesejahteraan sosial, perlindungan pekerja dan masyarakat yang terkena dampak dalam masa transisi, kesetaraan dan inklusi sosial dari kebijakan transisi, dan keterlibatan warga negara dan pemuda. 

        "Komisi Global menyadari bahwa keadaan dan sistem energi bersih akan berbeda-beda di suatu negara, dan oleh karena itu rekomendasi ini dapat diterapkan secara beragam. Oleh karena itu, rekomendasi, praktik, dan pengalaman tentang people-centered transitions dapat menjadi bahan pertimbangan yang kuat untuk memperkuat hasil utama ETWG G20," pungkas Yudo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: