Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Deteksi Awal Gen Penyebab Kanker Payudara dari Rumah? ITB dan DeBio Buktikan Bisa!

        Deteksi Awal Gen Penyebab Kanker Payudara dari Rumah? ITB dan DeBio Buktikan Bisa! Kredit Foto: (Foto : Timesnewnows)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        DeBio Network menjalin kerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknologi dan Sains Hayati ITB untuk memfasilitasi tes genetik untuk mendeteksi risiko kanker payudara cukup dari rumah saja dari keberadaan gen BRCA. 

        Mutasi di gen BRCA-1 dan BRCA-2 diduga berhubungan dengan resiko kanker payudara, rahim, prostat, pankreas, dan melanoma. Untuk itu, telah dikembangkan screening yang mendeteksi kondisi ini untuk mengetahui potensi terkena kanker sejak dini. 

        Selama ini mamografi masih diandalkan menjadi screening paling umum untuk mendapatkan citra kondisi payudara. Dengan mendeteksi keberadaan gen penyebab kanker, maka potensi ini bisa terdeteksi jauh lebih cepat lagi. 

        Baca Juga: Jika Mengalami Hal Ini, Anda Wajib Waspada! Bisa Jadi Gejala Kanker Prostat, Simak!

        Dr. rer. Nat. Marselina Irasonia Tan dari Sekolah Tinggi Ilmu dan Teknologi Hayati ITB menyatakan bahwa, mendeteksi mutasi BRCA 1 / 2 sangat penting, terutama dalam memberikan terapi terbaik untuk pasien. “Mutasi BRCA 1 / 2 bisa diobservasi menggunakan DNA sel bebas, sebuah potensi komponen dari biopsi likuid,” ujar Dr. Marselina. 

        Untuk itulah DeBio Network menjalin kerjasama dengan SITH-ITB untuk menyediakan layanan tes genetika BRCA berbasis urin. Tes ini hanya membutuhkan pengiriman 5 mL sampel urin dalam waktu maksimal 63 hari. Selanjutnya tes akan berfokus kepada mutasi exon2 dari gen BRCA-1, sehingga bisa diketahui resiko munculnya kanker payudara atau rahim di masa depan.

        Baca Juga: Kanker dan Tumor Dapat Ditekan dengan Konsumsi Minyak Sawit Merah

        Dr. Karlia Meitha, ahli biomolekul dan genetika dari SITH ITB menyatakan metoda tes yang baru ini memungkinkan pengambilan sampel secara non invasif, tidak seperti metoda lain yang membutuhkan pengambilan darah.

        "Kanker payudara dan rahim hanya langkah awal kami dalam berinovasi dalam menyelamatkan perempuan di seluruh dunia. Ke depan, akan ada ribuan penyakit dan kanker lainnya yang bisa dideteksi sejak dini dengan basis desentralisasi layanan kesehatan," Pandu Sastrowardoyo CEO DeBio menjelaskan melalui keterangan tertulis tanggal 7 April 2022. 

        Pentingnya Deteksi Dini

        Kanker payudara adalah kasus yang paling banyak ditemui di seluruh dunia. Sekitar 7,8 juta perempuan terdiagnosa menderita penyakit ini untuk kurun waktu 2015-2020. Kanker payudara juga merupakan kanker dengan tingkat kematian tertinggi. Namun deteksi dini dan tindakan yang lebih baik telah menurunkan statistik ini sebesar 41 persen dibandingkan tahun 1980an.

        Baca Juga: Terhambat Biaya Pengobatan, Bagaimana Masa Depan Penyintas Kanker di Indonesia

        Deteksi dini merupakan faktor penting dalam menyelamatkan penderita kanker payudara. Berdasarkan riset Alkabban dan Ferguson pada tahun 2018, 93 persen kanker payudara stadium 2 masih bisa diselamatkan jika terdeteksi dini selama lima tahun pertama.

        Deteksi mutasi gen BRCA membuat Dr Mary-Claire King diganjar penghargaan Lasker~Koshland Special Achievement Award dalam bidang Sains Medis pada tahun 2014.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: