Megawati Serius Nekat Calonkan Puan Maharani di Pilpres 2024? Ganjar Lebih Menggoda Loh Bu...
Bursa calon presiden terbaru kini mulai dinamis dan alami pergeseran ranking. Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang selama ini kokoh di papan atas, mulai disalip Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dengan menempati posisi teratas, Ganjar makin jauh tinggalkan Ketua DPR Puan Maharani.
Naiknya elektabilitas Ganjar bisa dilihat dari hasil survei yang dilakukan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Survei SMRC ini dilakukan dengan mewawancarai 1.220 responden pada 13 - 20 Maret 2022. Pemilihan responden dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar ± 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasi survei SMRC ini disampaikan dalam diskusi bertajuk “Prospek Capres 2022” yang digelar secara daring, kemarin. Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas mengatakan, lembaganya mengukur elektabilitas capres melalui pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama tokoh.
Dalam pertanyaan semi terbuka itu, diketahui posisi 3 besar masih milik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, urutan ranking sudah mulai berganti. Posisi pertama, kini ditempati Ganjar dengan elektabilitas sebesar 18,1 persen.
Ganjar unggul tipis dari Prabowo yang memperoleh 17,6 persen. Sedangkan di posisi ketiga tetap ditempati Anies dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen. Mereka yang belum menentukan pilihan ada 13,7 persen.
Baca Juga: Nasib Betul Menterinya Jokowi yang Juga Saingan Anies Jadi Capres, Survei: Dikenal Tapi Kurang...
Nama-nama lain seperti Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, hingga Luhut Binsar Pandjaitan hanya memiliki elektabilitas di bawah 4 persen. Sementara dukungan untuk Puan belum banyak berubah. Elektabilitas politisi PDIP itu masih di bawah 1 persen, yaitu 0,8 persen.
Nama Puan masuk dalam papan bawah bersama Wapres Ma’ruf Amin, Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang mendapat dukungan 0,9 persen.
Meskipun dihajar kasus Wadas, Sirojudin mengatakan, elektabilitas Ganjar naik 8,8 persen dibanding survei pada Maret 2021. Kenaikan elektabilitas juga dialami Anies dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen.
“Sementara dukungan pada Prabowo mengalami pelemahan dari 20 persen menjadi 17,6 persen,” kata Sirojudin.
Meskipun ada kenaikan tajam dibanding Maret 2021, Sirojudiin menyebut, elektabilitas Ganjar justru mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Dari 19,2 persen pada Desember 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022.
Kenapa elektabilitas Prabowo menurun? Sirojudin menjelaskan, 97 persen publik sudah mengenal atau tahu Prabowo. Namun, hal tersebut tidak diikuti dengan sikap suka oleh pemilih. Ketum Gerindra itu hanya disukai 73 persen dari yang mengenalnya. Berbeda dengan Ganjar. Tingkat pengenalannya baru 69 persen. Namun, disukai 87 persen.
“Kuantitas dan kualitas popularitas masing-masing tokoh berimplikasi terhadap elektabilitas mereka,” jelasnya.
Selain mensurvei capres, SMRC juga melakukan survei kepada para pemilih PDIP. Sirojudin menjelaskan, PDIP merupakan partai pemenang Pemilu 2019. Berbagai survei terkini menunjukkan elektabilitas partai berlambang kepala banteng itu, masih paling tinggi dibanding partai-partai lain. Arah dukungan massa partai ini kepada calon-calon presiden penting diamati.
“Dalam setahun terakhir, dukungan massa PDI-P kepada Ganjar naik dari 20,1 persen pada Maret 2021 menjadi 34,2 persen pada Maret 2022,” kata Sirojudin.
Sementara itu, kecenderungan dukungan massa pemilih PDIP terhadap Puan Maharani dalam satu tahun terakhir, tidak banyak berubah, tetap sangat sedikit. Angkanya adalah 1,3 persen pada Maret 2021 dan 1,9 persen pada Maret 2022.
Baca Juga: Kali Ini Nggak Belain Jokowi, Ngabalin Sampai ke Bareskrim Gegara Hal Ini: Keluarga Saya Terganggu!
Jubir kelompok relawan Sabahat Ganjar, Indah Cahayani mengapresiasi hasil survei tersebut. Kata dia, meningkatnya elektabilitas Ganjar tak lepas dari gerakan mesin relawan Sahabat Ganjar yang sudah mulai bekerja di tingkat akar rumput.
Sementara itu, politisi PDIP Junimart Girsang tak terlalu pusing dengan sejumlah survei yang menempatkan Puan di posisi bawah. Menurut dia, Puan cocok menggantikan Jokowi sebagai sosok yang bisa memberikan efek ekor jas pada pemilu nanti.
Menurut Junimart, Puan memiliki banyak kelebihan, hingga akan mampu mendulang suara. Puan, kata dia, memiliki banyak pengalaman. Pernah menjabat sebagai Menko PMK. Saat ini menjabat sebagai ketua DPR perempuan pertama.
“Jadi menurut saya secara pribadi yes gitu loh. Kenapa tidak? Beliau itu cucu presiden, ya putri presiden, sudah pernah jadi Menko, sekarang ketua DPR pertama di Indonesia. Kan begitu,” ungkapnya. [BCG]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto